- tvOne - happy oktavia
Kreatif, Ibu-ibu Nelayan di Muncar Banyuwangi Olah Rumput Laut Jadi Sabun
Banyuwangi, tvOnenews.com – Ibu-ibu nelayan di Muncar, Banyuwangi benar-benar kreatif. Mereka berhasil mengolah rumput laut menjadi sabun cuci. Produk baru ini menjadi bagian peningkatan pendapatan nelayan. Selain sabun cuci, mereka juga menyulap rumput laut menjadi aneka makanan dan minuman.
Ide membuat sabun rumput laut ini berawal dari banyaknya rumput laut yang terbuang. Harga komoditi ini juga kerap naik turun. Akhirnya, muncul ide mengolahnya menjadi produk turunan. Hasilnya lumayan, ibu-ibu nelayan memiliki penghasilan tambahan.
“Ide membuat sabun cuci ini berawal dari pelatihan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Kami diajari mengolah rumput laut menjadi aneka produk turunan,” kata Nurhidayati (41), warga Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Senin (31/7).
Proses membuat sabun rumput laut ini cukup sederhana. Rumput laut dimasak hingga lumer. Lalu dicampur bahan sabun. Seluruhnya herbal alias alami. Untuk membuat sabun cair ini dibutuhkan waktu sekitar 3 jam. Kelebihan sabun cair ini sangat lembut di tangan. Ampuh menghilangkan aneka bau amis.
Selain sabun cair, rumput laut diolah menjadi sabun mandi padat. Prosesnya lebih lama, minimal 2 hari. Sabun padat rumput laut ini berkhasiat untuk kulit. Bahkan, bisa mengencangkan bagian vital kaum hawa.
“Manfaatnya memang banyak. Produk ini mulai banyak digemari,” kata Nurhidayati.
Harga sabun cair ditawarkan cukup murah. Hanya Rp8000 per botol ukuran 200 mililiter. Sedangkan sabun padat hanya Rp10.000 per batang. Meski murah, para ibu sudah mendapatkan untung dari pemberdayaan ini.
“Kalau rumput laut dijual mentah, harganya kadang murah. Jadi, diolah lagi menjadi produk baru. Hasilnya lumayan,” jelasnya.
Selain sabun, ibu-ibu juga mengolah rumput laut menjadi minuman, rasanya segar. Ada juga kerupuk rumput laut dan aneka ikan. Produk olahan ini merupakan dampingan dari Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Perikanan dan Kelautan KKP. Kegiatan ini memberikan nilai tambah pendapatan bagi nelayan. Ketika suami melaut, para ibu nelayan diberikan pelatihan mengolah aneka ikan, termasuk rumput laut.
“Jadi, target kami ada penambahan nilai ekonomi bagi keluarga nelayan. Selain tangkapan, ibu-ibu nelayan kami ajari mengolah hasil tangkapan,” kata Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Perikanan dan Kelautan KKP, Budi Sulistyo.
Dari 71.629 pengolahan ikan di Indonesia, sekitar 10 persen sudah mendapat pendampingan pemberdayaan ini. Selain produk, pendampingan juga menyasar perizinan dan permodalan. Sehingga, kaum nelayan bisa diberdayakan ekonominya tanpa kesulitan permodalan. (hoa/gol)