- Istimewa
Sejarah Tahun Baru Islam Hijriah, Semangat dari Kegelapan menuju Kemuliaan
Tahun Hijriah dipilih oleh para sahabat di masa Khulafaur Rasydin, menjadi tanda perubahan masa eksistensi umat Muslim dari Jahiliah menjadi Madani.
Usulan tersebut dilontarkan langsung oleh Khalifah Ali Bin Abi Thalib dan disetujui oleh semua sahabat nabi yang lainnya.
Sebenarnya, selain usulan tersebut, awalnya ada beberapa opsi dari kalangan sahabat Rasulullah. Seperti momen Isra’ dan Mi’raj, yang disebut sebagai momentum penting saat nabi terakhir tersebut menerima wahyu untuk menjadi salah satu Nabi Allah SWT.
Alasannya, momen hijrah dinilai lebih universal jika dibandingkan dengan momen kelahiran Rasulullah.
“Momentum hijrahnya Rasulullah SAW sebagai simbol hijrahnya dari masa kegelapan ke masa yang penuh terang benderang atau hijrahnya umat Muslim dari masa Jahiliah ke masa penuh Kemuliaan,” terang Gus Fawait, Rabu (20/7).
Penentuan pastinya, yaitu pada 17 tahun setelah hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah tersebut, tepatnya pada tahun 638 Masehi. Sejak itulah, kalender Islam mulai dikenal dan diakui sebagai pedoman penanggalan oleh umat Islam.
“Tidak ada perubahan yang terjadi sejak penetapan tersebut sampai saat ini, dimana sistem dan proses penanggalan masih mengacu kepada kesepakatan khalifah di masa Rasulullah tersebut,” tambahnya.