- tvOne - happy oktavia
Bulan Suro, Kolektor Keris di Banyuwangi Gelar Ritual Jamasan
Banyuwangi, tvOnenews.com – Memasuki bulan Suro atau Muharram, kolektor keris di Banyuwangi menggelar ritual jamasan, Rabu (19/7) siang. Selain melestarikan budaya, kegiatan ini untuk memberikan edukasi tentang peninggalan leluhur Nusantara. Selama ritual, beragam keris kuno dipamerkan.
Ritual jamasan adalah prosesi memandikan keris menggunakan bunga tujuh rupa. Usai dimandikan, keris diberikan aneka wewangian. Selama prosesi, sejumlah sesajen disiapkan. Aroma dupa semerbak mengiringi prosesi jamasan.
“Ritual jamasan ini untuk membersihkan keris setelah setahun menyerap energi negatif dari pemiliknya. Jadi, keris kita berikan energi positif,” kata KRT Ilham Triadi Nagoro, kolektor keris di Banyuwangi.
Tradisi jamasan ini rutin digelar setiap tahun. Lokasinya dipilih di pelataran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi. Para kolektor keris biasanya memanfaatkan kegiatan ini untuk membersihkan keris masing-masing.
“Jadi, kami memberikan jasa jamasan. Karena, banyak kolektor keris yang belum tahu cara perawatannya,” jelas pria yang juga pembuat keris ini.
Selain jamasan, beragam jenis keris ikut dipamerkan. Rata-rata, berusia ratusan tahun. Salah satunya, keris Betok peninggalan Kerajaan Kediri. Keris ini dibuat sekitar tahun 800 Masehi. Ada juga keris peninggalan era Kerajaan Singosari, namanya Panji Penganten. Keris ini mampu merukunkan orang dan memberikan kewibawaan.
“Ini sangat cocok untuk para pemimpin,” katanya.
Keris lainnya, peninggalan era Empu Gandring. Keris ini mirip yang digunakan Ken Arok untuk membunuh Tunggul Ametung. Peninggalan lainnya keris era Majapahit, yaitu Tri Sula buatan Empu Pitrang.
Tak kalah memikat, keris dan senjata peninggalan era Blambangan, cikal bakal Kabupaten Banyuwangi. Senjata ini dipakai pada perang Puputan Bayu oleh pejuang Blambangan melawan VOC. Ada tombak Biring Lanang dan Padmayoni yang dipakai membunuh panglima VOC Van Schopoff. Lalu, pedang Luwuk yang paling ditakuti VOC. Pedang ini memiliki bisa racun dari ular luwuk yang ganas.
“Senjata dan keris ini peninggalan dari Rempeg Jogopati yang memimpin perang Puputan Bayu tahun 1771,” jelasnya lagi.
Selama jamasan ini, sedikitnya 500 pusaka yang dipamerkan ke publik. Kegiatan ini biasanya digelar selama seminggu. Warga juga bisa membeli keris kuno ini jika tertarik. Termasuk, meminta edukasi tentang perawatan benda bersejarah ini.