Ini yang Dilakukan Pemuda Desa Siliragung di Tengah Harga Pakan Mahal.
Sumber :
  • tim tvone - happy oktavia

Harga Pakan Ternak Mahal, Pemuda Desa Siliragung Banyuwangi, Kembangkan Budidaya Maggot

Senin, 15 Mei 2023 - 15:35 WIB

Banyuwangi, tvOnenews.com – Inilah yang dilakukan kelompok Pemuda Etan Gladak Anyar (PEGA), pelaku budidaya Maggot di Dusun Seloagung, Desa Siliragung, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi. Kelompok ini menularkan ilmu budidaya larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) tersebut kepada warga setempat.

PEGA, yang kini berbentuk Persekutuan Komanditer atau CV merupakan dampingan PT BSI sejak tahun 2018 lalu. Sehari-harinya mereka melakukan budidaya maggot dengan memanfaatkan sampah sisa makanan dan buah-buahan sebagai pakan. Selain rumah tangga, suplai sampah terbesar adalah dari perusahaan.

“Dengan memanfaatkan sampah organik, kami bukan hanya menghasilkan maggot, tapi juga pupuk cair organik dan pupuk kompos,” ungkap ketua PEGA, Sudariyanto, Senin (15/5).

Bagi yang belum paham apa itu maggot, maggot adalah belatung atau larva yang dihasilkan dari telur lalat hitam alias Black Soldier Fly (BSF). Maggot sangat aktif memakan sampah organik. Larva maggot dapat menjadi sumber protein yang baik untuk pakan unggas dan ikan.

“Kandungan protein dan nutrisinya cukup tinggi, akhirnya banyak masyarakat yang tertarik untuk memanfaatkannya,” cetus Sundariyanto.

Di tengah harga pakan pabrikan yang terus melambung baik, membuat masyarakat makin melirik maggot. Apalagi harga maggot terbilang lebih ekonomis.

“Bagi yang sudah merasakan manfaatnya, mereka akan lebih memilih maggot sebagai pakan ternak daripada pakan konsentrat, selain harganya murah hasilnya maksimal,” ujar Sundriyanto.

Tidak heran, pupuk cair organik dan pupuk kompos yang dihasilkan dari budidaya maggot, semakin hari juga makin banyak peminat, bahkan banyak yang pesan jauh-jauh hari.

Cerita budidaya Maggot ini berawal saat PEGA ini menemukan larva lalat di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Pesanggaran. Kala itu Sundariyanto dan kelompoknya belum bisa membedakan antara larva lalat hijau dan lalat BSF. Ilmu tersebut baru mereka dapat setelah mendapatkan pelatihan dari Community Development atau External Affairs PT BSI.

Bekal pengetahuan tersebut selanjutkan digunakan untuk memulai budidaya maggot sampai sekarang. Berkat kesungguhan, kini PEGA sudah mampu menembus pasar maggot hingga keluar Jawa, salah satunya Kalimantan.

Kini, ilmu dan pengalaman mereka juga banyak dibutuhkan masyarakat. Bekerjasama dengan Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan Kerja dan Industri (FKLPKI) dan Balai Latihan Vokasi dan Produktivitas (BLVP) Banyuwangi, Sundariyanto Cs banyak diundang sebagai pembicara dalam kegiatan pelatihan.

“Saat ini kami juga melakukan pendampingan budidaya maggot di Desa Licin dan Kebondalem. Rencananya akan kita kembangkan di 14 desa lain, agar bisa membantu mengatasi masalah sampah sekaligus mampu menjadi sumber penghasilan baru,” tutupnya. (hoa/hen) 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
04:15
02:14
01:41
02:25
04:41
01:52
Viral