- tim tvone - edy cahyono
Prasasti Sangguran Situs Pendem Batu di Mata Dunia, Ini Menurut Sejarawan Dwi Cahyono
Batu, tvOnenews.com - Prasasti Sangguran merupakan prasasti pada batu berangka tahun 850 Syaka (928 Masehi) yang ditemukan di daerah Desa Mojorejo, yang berdampingan dengan Desa Pendem, dan menyebut nama penguasa daerah pada masa itu, Sri Maharaja Rakai Pangkaja Dyah Wawa Sri Wijayalokanamottungga (Dyah Wawa).
Prasasti Sangguran Landaian di sebelah selatan bukit Minto, daerah di mana terletak tanah milik keluarga Minto di Skotlandia, prasasti berbentuk tablet ini disebut juga Prasasti Minto (Minto Stone), karena dihadiahkan oleh Rafles kepada atasannya, Lord Minto, yang menjadi wakil raja Inggris di India. Keduanya pernah memimpin Hindia Belanda ketika Britania Raya.
Penyelidikan arkeologi akhirnya mengetahui asal prasasti ini, yaitu di Ngandat, sekarang berada di Kelurahan Mojorejo, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Oleh sebab ini nama lain dari prasasti ini adalah Prasasti Ngandat.
Penemuan Situs Pendem di Junrejo, Batu, pada tahun 2019 memunculkan spekulasi bahwa bangunan suci terkait dengan isi dari prasasti ini adalah candi tersebut.
Hal ini dibenarkan Sejarawan Dwi Cahyono. Prasasti setinggi 2 meter dengan bobot 3,8 ton ini dianggap penting karena menyebut raja Medang, yang berpusat di Jawa Tengah, sebagai penguasa daerah Malang, di Jawa Timur, meskipun angka tahunnya tidak bersepakat dengan prasasti lainnya.
Isinya dianggap dapat membantu memecahkan misteri menurut Dwi Cahyono pindahnya pusat kekuasaan dari Jawa Tengah ke wilayah timur Pulau Jawa.
Prasasti ini menyebut Mpu Sindok sebagai "mapatih" bukan sebagai "maharaja". Setahun kemudian nampaknya terjadi peralihan kekuasaan, karena prasasti Gemekan (930 Masehi) sudah menyebut Mpu Sindok sebagai penguasa wilayah.
Dwi Cahyono menambahkan,itu pertanda mulainya sejarah Kota Batu, bahwa masyarakat Desa Sangguran dikatakan sebagai perdikan karena memiliki bangunan suci. Hasil tanah perdikan digunakan untuk kepentingan pelaksanaan upacara di satu bangunan suci bernama Mananjung. Oleh karena itu Mananjung harus dicari tidak jauh di daerah Sangguran ditemukan.
Dwi menduga, Candi sempat tertimbun dan ada penjarahan yang dilakukan warga. Terbukti adanya timbunan batu di Sumuran candi. Kata Dwi, bebatuan di Sumuran itu merupakan timbunan baru.
“Dari hasil penggalian di Situs Pendem, ada indikator candi ini tidak dibangun dalam satu masa, tapi lintas masa. Yang menjadi pertanyaan, dari periode yang mana? Tidak jauh dari lokasi ini, ada peninggalan penting yakni prasasti Sangguran pada 928,” kata Dwi, Kamis (9/3).
Dwi meyakini, temuan candi di Situs Pendem ada kaitannya dengan Prasasti Sangguran yang kini berada di Skotlandia. (eco/hen)