- Tim tvOne - Ronaldo Bramantyo
Tingkat Kemiskinan Tertinggi Kedua Se-Jawa Tengah, Bupati Wonosobo Minta Saran ke BPS Pusat
Dengan itu, penanganan kemiskinan di Wonosobo akan lebih fokus dan tepat sasaran pada klasifikasi tertentu yaitu efektivitas program penanganan kemiskinan dengan merumuskan program yang betul-betul memiliki relevansi kuat terhadap angka kemiskinan.
Memastikan input dan output program penanganan kemiskinan dapat berjalan dengan lancar dan benar, tidak ada kebocoran dalam program penanganan kemiskinan.
”Mengukur angka kemiskinan melalui pendekatan konsumsi, perbaikan budaya konsumsi mutlak dilakukan, sebab daerah miskin tinggi, stuntingnya juga akan tinggi, sehingga intervensi penanganan kemiskinan dalam jangka pendek adalah intervensi pada konsumsi masyarakat, sementara intervensi fisik berupa bedah rumah tidak layak huni lebih efektif mengatasi kemiskinan jangka panjang,” ujarnya.
Menurut Deputi Bidang Statistik Sosial, Ateng Hartono, jika Wonosobo ingin memberi stimulant atau bantuan kepada masyarakat miskin agar dapat memilih database basket komoditi dasar makanan dan non makanan dengan memilih yang kontribusinya paling besar.
Tak hanya itu, juga harus mencermati 3 hal yakni indikator utama kemiskinan, persentase penduduk miskin, Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan.
“Pendekatan yang perlu dilakukan adalah memberikan bantuan berdasar database Basket Komoditi yang memiliki kontribusi besar turunkan angka kemiskinan, usia kurang dari 15 tahun berilah bantuan pendidikan, usia 15 sampai 64 berilah lapangan pekerjaan dan usia 65 ke atas berilah bantuan komoditi dasar untuk lansia,” pungkasnya. (Rbo/Dan)