- Tim tvOne - Wahyu Kurniawan
Harga BBM Naik, Peternak Ayam Broiler Menjerit Akibat Biaya Produksi Makin Tinggi
Kebumen, Jawa Tengah - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) membuat para pelaku industri peternak ayam broiler menjerit. Mereka semakin berat menjalankan usahanya, karena harga pakan ayam yang sudah mengalami kenaikan terlebih dahulu.
Seperti yang disampaikan Heriyanto Wakil Ketua Asosiasi Peternak Ayam Kebumen saat pertemuan rutin dengan para peternak ayam. Heri menjelaskan industri peternak ayam broiler saat ini menjerit. Akibat harga pakan yang melejit sementara harga ayam pedaging stagnan.
"Saat ini yang dialami para peternak adalah sistem panen kecil. Sementara kontrak harga plasma dengan kemitraan itu pada intinya tidak sebanding jadi penghasilannya itu tidak layak dengan nilai investasi yang begitu besar," jelas Hery kepada tvOnenews, Jumat (9/9/2022).
Sebelum harga BBM naik, pendapatan peternak ayam sendiri sudah menurun. Hal ini disebabkan oleh naiknya harga pakan, obat-obatan dan lainnya. Kenaikan tersebut belum diimbangi dengan naiknya harga daging ayam.
Menurut Hery, berbicara industri ayam broiler memang cukup kompleks. Tidak serta merta hanya memecahkan harga pakan ataupun DOC. Karena ada unsur lain yang juga akan menentukan harga ayam. Kondisi saat ini dirasakan para peternak sangat memberatkan.
"Makin tahun bukannya nilai kontrak tambah bagus, pendapatan peternak tambah bagus, tapi malah tambah menurun. Kami ingin seperti dulu dengan investasi besar 3 tahun sudah balik modal, sekarang bisa sampai 8 tahun mas," lanjutnya.
Tekanan yang dihadapi peternak tak sampai disitu, kenaikan harga BBM saat ini dirasakan para peternak akan semakin membebani. Sehingga dipastikan kenaikan BBM ini akan membawa dampak pada kenaikan biaya produksi.
"Untuk membuat pembesaran ayam pedaging dibutuhkan pakan, obat-obatan hingga peralatan lainnya. Salah satunya gas elpiji dan listrik. Jika harga gas elpiji naik dan tarif listrik naik, maka biaya yang dikeluarkan akan semakin banyak," tandasnya.
Setelah pemerintah resmi menaikan harga BBM, dipastikan berdampak pada naiknya harga pakan ternak, naiknya biaya transportasi dan naiknya harga gas elpiji.
Hal tersebut diceritakan peternak ayam lainnya Juniadi Prasetyo. Saat ini yang dialaminya kandang berisi 40 ribu ayam dibutuhkan kisaran 100 tabung gas ukuran 12 kilogram.
"Kebutuhan tersebut untuk sekali proses dari DOC hingga panen. Belum lagi kebutuhan listrik dan lainnya," ucap Juniadi.
Para peternak ayam berharap harga pakan, harga gas elpiji dan tarif listrik tidak mengalami kenaikan. Pemerintah diminta dapat mencari solusi bagi pelaku industri perunggasan agar peternak merasakan situasi yang stabil. (Wkn/Buz)