Pengukuhan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat Provinsi Jateng, Kamis (19/5/2022).
Sumber :
  • Teguh Joko Sutrisno

540 ribu Anak di Jateng Kerdil, Ini Upaya Tim Gabungan Untuk Menurunkannya

Kamis, 19 Mei 2022 - 17:19 WIB

Semarang, Jawa Tengah - Angka stunting atau anak kerdil di Provinsi Jawa Tengah hingga saat ini masih mencapai angka 540 ribu kasus. Kepala Badan Kependudukan, Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) perwakilan Jateng Widwiono menyebut angka stunting tersebut setara 20,9 persen.

Untuk itu pihaknya bekerja sama dengan Pemprov Jateng bersinergi dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) untuk menurunkan angka tersebut menjadi 14 persen pada tahun 2023.

TPPS tersebar di 35 kabupaten/kota, 576 kecamatan dan 8.562 desa/kelurahan.
Anggotanya terdiri dari lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan melibatkan kejaksaan, kepolisian, dan tentara.

Selain TPPS, telah dibentuk pula Tim Pendamping Keluarga berjumlah 27.931 orang.

"Di lapangan nanti kita intervensi dari masing-masing stakeholder. Misal dari Dinkes memberikan makanan tambahan, obat penambah darah. Bisa juga dari DPU terkait dengan jambanisasi, akses air bersih," kata Widwiono setelah pengukuhan TPPS tingkat provinsi oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Kamis (19/5/2022).

Ia menambahkan, pihaknya juga melakukan pendataan terkait jumlah ibu hamil, calon pengantin, dan anak usia dua tahun. Menurut data, ada sekitar 271 ribu calon pengantin dan sekitar 551 ribu wanita hamil di Jateng. Dengan data tersebut, pihaknya yang tergabung dalam TPPS akan mencari ibu hamil dan calon pengantin putri yang mengalami masalah kesehatan.

"Secara teori dari jumlah ibu hamil, 20 persen mengalami masalah kesehatan. Sementara calon pengantin putri 70 persen itu anemia (kekurangan sel darah merah) itu yang menyebabkan stunting. Kemudian, bayi kurang dari 2 tahun diukur apakah perkembangannya sesuai," tuturnya.

Ia optimistis dengan dukungan Pemprov Jateng, angka stunting bisa turun hingga 14 persen di 2023.

Ia mencontohkan, kasus stinting di Grobogan turun jadi 9 persen dari sebelumnya 29 persen. Hal itu tak lepas dari program jambanisasi, sehingga masyarakat terbebas dari penyakit.

Meski demikian, pada beberapa wilayah di Jateng masih memerlukan intervensi khusus, semisal Wonosobo dan Brebes.

"Target pertahun 3,5 persen. Pada 2022 angka stunting 20,9. Kalau kita target turun 3 persen per tahun, berarti akhir 2022 itu 17,4 persen. Dan di akhir 2023 itu 14 persen. Target pemerintah pusat itu 14 persen di 2024. Jadi jateng 14 persen 2023 maju setahun," ungkapnya. (tjs/act)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:54
03:55
05:35
03:29
06:33
02:13
Viral