- Tim TvOne - Abdul Rohim
Pansus Hak Angket DPRD Pati Datangkan Sekdes, Kepsek, Dokter hingga Dewan Pengawas RSUD Pati
Anggota Pansus dari PKB, Muhammadun, bertanya pada Reni, apakah pernah melakukan sesuatu yang membantah pimpinan, entah pimpinan langsung ataupun bupati, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang memungkinkan jadi alasan mutasi tersebut.
Madun juga bertanya, apakah Reni maupun suaminya pernah terlibat dalam dukung-mendukung paslon pada Pilkada lalu.
“Apakah ketika Pilbup, Ibu tidak mendukung bupati terpilih? Ibu memilih siapa itu rahasia Ibu, tapi apakah Ibu atau suami pernah mengajak atau melarang memilih paslon tertentu, sehingga nasib Ibu hampir sama dengan kejadian lain. Rata-rata karena dianggap berpolitik oleh (bupati) yang menang, sehingga sewenang-wenang memutasi bawahannya, bahkan dipingpong seperti ini,” ungkap Madun.
Reni menjawab, saat menerima SK mutasi yang pertama, dia langsung bertanya pada direktur RSUD Soewondo, apakah dirinya membuat masalah sehingga dimutasi sebagai hukuman.
Dirinya mengaku tidak pernah merasa membuat masalah dengan orang-orang di lingkungan rumah sakit, baik dengan pegawai maupun keluarga pasien.
Reni merasa tak pernah membuat kesalahan yang membuatnya harus mendapat hukuman mutasi. Bahkan, dia sampai menemui Direktur Utama RSUD RAA Soewondo Pati, Rini Susilowati untuk menanyakan alasan mutasi. Dalam pertemuan itu, Rini mengatakan Reni tidak punya kesalahan.
"Kesalahan tidak ada. Waktu itu saya tanya Bu Direktur, saya membuat masalah apa? Ternyata dinyatakan tidak ada masalah. Dan Bu Direktur menyatakan, beliau berharap saya bisa kembali (ke RSUD RAA Soewondo)," ucapnya.
Menurutnya, dalam SK itu memang tidak ada alasan atau pertimbangan kebijakan mutasi.
"Ya kan, memang Pati baru lucu, ya. Jadi, ya, sudahlah kalau saya kena (mutasi), kan, tinggal jalani aja,” imbuh dia saat ditanya media perihal mutasi terhadap dirinya.
Reni juga membeberkan bahwa posisinya sebagai dokter pelaksana di bank darah dan pendamping dokter intensif memang tidak bisa digantikan secara mendadak. Mengingat, Reni adalah orang satu-satunya yang bisa memegang peran itu.
"Ya memang sejak awal saya di RSUD RAA Soewondo memegang beberapa pekerjaan yang tidak bisa digantikan tanpa pelatihan dulu. Kalau kepindahan itu tiba-tiba akan terjadi ketidaksesuaian, karena yang menggantikan belum memiliki kompetensi,” jelasnya.