- Tim tvOne - Ronaldo Bramantyo
Dieng Culture Festival 2024, Penonton Terkesima dengan Sendratari Ruwat Rambut Gimbal Ternyata Begini Awal Mula Kisahnya
Banjarnegara, tvOnenews.com – Dieng Culture Festival (DCF) 2024 hari pertama, Jumat (23/8/2024), telah berakhir dengan berbagai rangkaian acara yang memikat di dua lokasi utama.
Lokasi tersebut yaitu berada di lapangan Candi Arjuna dan lapangan Pandawa. Di venue Arjuna, pengunjung disajikan pertunjukan seni budaya, sementara di venue Pandawa diadakan upacara kebudayaan dengan tajuk Cultural Ceremony.
Salah satu pertunjukan yang menarik perhatian adalah Sendratari Ruwat Rambut Gimbal, sebuah tarian yang dibawakan oleh Sanggar Tari Tiara Banjarnegara. Sendratari ini mengisahkan tentang asal-usul anak-anak berambut gimbal di Dataran Tinggi Dieng.
Kisah bermula dari seorang punggawa dari Mataram bernama Ki Demang Rewok yang mencari kedamaian dengan bertapa di Dieng. Saat bertapa, ia diganggu oleh raksasa, namun berhasil mengalahkan mereka dengan kesaktiannya.
Ki Demang kemudian menitiskan jiwanya ke anak-anak Dieng yang memiliki rambut gimbal melalui sosok Kaladete, dengan kepercayaan bahwa anak-anak berambut gimbal akan membawa kemakmuran bagi Dieng.
Kaladete kemudian ditugaskan untuk menjaga dan mencintai anak-anak berambut gimbal tersebut. Untuk menghilangkan rambut gimbal, anak-anak tersebut harus menjalani ritual ruwat dengan syarat permintaan mereka harus dipenuhi.
Kisah ini ditampilkan melalui gerakan tari yang diiringi musik gamelan, menggambarkan mulai dari saat Ki Demang Rewok berpamitan dengan istrinya hingga proses ritual pencukuran rambut gimbal.
Setelah pertunjukan tari, dilanjutkan dengan pemutaran film yang bercerita tentang kehidupan sebuah keluarga di Dieng yang memiliki anak berambut gimbal. Film ini mengisahkan perjuangan seorang ayah untuk memenuhi permintaan anaknya yang ingin memiliki kambing kecil sebelum menjalani ritual cukur rambut gimbal.
Akhirnya, sang ayah berhasil memenuhi permintaan tersebut berkat dukungan dari penyelenggaraan Dieng Culture Festival.
Malam itu, acara ditutup dengan penampilan musisi Alffy Rev yang membawakan karya-karyanya dari Wonderland Indonesia, dengan vokal oleh Novia N Bachmid. Mereka menyuguhkan komposisi musik modern yang menggabungkan unsur-unsur Indonesia dengan gaya lectronic dance music, disertai permainan cahaya yang spektakuler dan latar belakang panggung yang menawan.
Salah satu lagu yang dibawakan berjudul The Guardian of Nusantara, sebuah karya yang diciptakan oleh Alffy pada 17 Agustus 2024, yang berhasil membangkitkan semangat para penonton.
Setelah penampilan Alffy Rev, hari pertama DCF 2024 pun usai. Kegiatan akan berlanjut pada hari kedua dengan ritual cukur rambut gimbal sebagai acara utama, serta pertunjukan Jazz Atas Awan yang akan digelar pada malam hari di venue Pandawa.
Identitas pengisi acara Jazz Atas Awan dan sesi penerbangan lampion masih dirahasiakan oleh panitia untuk menjadi kejutan bagi para pengunjung DCF 2024. (rbo/dan)