- Tim tvOne - Abdul Rohim
Terdampak Kekeringan, Santri Pondok Pesantren di Pati Kesulitan Air Bersih
Pati, tvOnenews.com - Kekeringan yang melanda Kabupaten Pati, Jawa Tengah, dalam sebulan terakhir berdampak pada kehidupan sehari-hari warga. Tidak hanya warga di belasan pedesaan, kekeringan juga dirasakan para santri di pondok pesantren.
Seperti di Pondok Pesantren Madinatul Quran, Dukuh Pecangaan, Desa Winong, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati.
Dampak kekeringan membuat sumber mata air di lingkungan pondok pesantren tersebut juga ikut mengering. Kondisi ini membuat santri pria dan santri wanita di ponpes Madinatul Quran mulai berhemat air.
Salah seorang seorang santri Ponpes Madinatul Quran kelas 12, Kholilatur Rosyidah, mengungkapkan mereka memilih untuk mandi satu kali dalam sehari dan mencuci pakaian tiga hari sekali.
“Pas kekeringan seperti saat ini ya kalau mandi sehari satu kali, kalau pas nggak musim kemarau biasanya sehari dua kali. kalau wudhu juga agak sulit. Terus kalau mau cuci baju nggak bisa satu hari sekali. Kalau cuci ya tiga hari sekali atau seminggu sekali,” kata Kholilatur Rosyidah, Selasa (20/8/2024).
Rosyidah berharap kemarau tidak berkepanjangan, dan ada bantuan air bersih dari pemerintah maupun donatur untuk mencukupi kebutuhan air di lingkungan ponpesnya.
“Harapannya kekeringan bisa cepat selesai. Semoga dapat bantuan air bersih dari pemerintah,” harap dia.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih 330 santri, 50 pengurus pondok dan laundry pakaian para santri dan pengurus pondok, pihak pondok pesantren Madinatul Quran Winong berupaya membeli empat tangki air berkapasitas 8000 liter setiap harinya.
“Empat tangki ini satu tangkinya Rp 200.000 per hari untuk beli air. Tahun lalu harganya Rp 180.000, tahun ini naik Rp 20.000 per tangki,” kata pengasuh Ponpes Madinatul Quran, Mohammad Arief Hendarto..
Untuk mencukupi kebutuhan tersebut, pihak pondok melakukan refocusing anggaran dan iuran sukarela untuk pembelian air bersih total senilai Rp 800 ribu per hari.
“Ya lumayan untuk pengeluaran beli air ini, ada refocus biaya. Biasanya untuk operasional pondok, saat ini harus dibagi bagi untuk keuangannya,” pungkas dia. (arm/buz)