Melihat Kelenteng Giri Toba di Kota Bandung Simbol Toleransi Kong Hu Chu

Bandung, tvOnenews.com - Perayaan Hari Raya Imlek 2025 terdapat sebuah klenteng yang menyediakan tempat untuk beribadah ummat Islam bahkan disana terdapat nama nama 25 Nabi dan Walisongo.

Klenteng tersebut bernama Klenteng Giri Toba. Klenteng Giri Toba merupakan salah satu klenteng yang terletak di Astana Anyar Kota Bandung. Jika dilihat sekilas, memang klenteng ini terlihat biasa, namun jika kita lihat ke dalam kita akan melihat altar ibadah bukan hanya dari agama Kong Hu Chu namun juga dari berbagai agama lainnya.

Klenteng yang didirikan tahun 1961 ini memang mengusung konsep toleransi beragama sejak pertama kali didirikan. Di klenteng ini anda bisa melihat altar dari berbagai agama dan kepercayaan, salah satu yang palingbunik adalah altar persembahyangan agama Islam dan kepercayaan Kejawen.

"Selain agama kong huchu itu di klenteng kita ada tempat ibadah tri dharma atau untuk kong hu Chu, Budha dan Thao, ditambah dengan Islam dan kejawen. Kejawen sendiri adalah suatu ilmu yang dalam yang ada persamaannya dengan budhis dari ajaran tasawuf ya," kata Sanjaya Wangsawiharja, Ketua Klenteng Giri Toba Bandung, Rabu (29/01/2025).

Pada altar persembahyangan agama Islam dan kepercayaan Kejawen, kita bisa melihat adanya patung Eyang Semar yang dipercaya sebagai sesepuh atau pelindung dalam kepercayaan Kejawen. 

Selain patung Eyang Semar, kita juga bisa melihat adanya foto Walisongo yang dipajang di altar tersebut. Bukan hanya foto Walisongo, daftar nama-nama para nabi dan rosul serta para imam besar dalam agama Islam juga terpampang di altar tersebut.

"Makanya kita ada tuh altar khusus yang ada patung eyang Semar, foto Walisongo, nama-nama nabi, nama-nama imam di Islam,"kata Sanjaya.

Adanya altar tersebut memang sudah dibangun sejak klenteng ini pertama kali didirikan oleh seorang suhu Kong Hu Chu bernama Suhu Cang Siu Tze. Menurut penuturan Sanjaya, Cang Siu Tze memang mempelajari semua agama dan berkeyakinan bahwa semua agama menyembah kepada satu tuhan yang sama.

"Kenapa bisa ada banyak ajaran seperti itu? Karena suhu kita suhu Cang SIU TZE mempelajari semua agama, universal untuk melayani semua umat dengan cara kebatinan, pengobatan dan peribadatan sesuai agama masing-masing," tutur Sanjaya.