- Istimewa
Melukis di 'Nugenah', Mencipta Ruang Kreatif di Tengah Himpitan Industrialisasi Bandung Timur
Kawasan Bandung Timur adalah area yang sawah-sawahnya sejak 1976 bersalin rupa menjadi bangunan-bangunan industri (Perubahan Sosial pada Masyarakat Rancaekek 1980-2015, 2018) dan kini air sungainya yang jernih berganti aliran limbah.
Kondisi ini tentu membawa dampak sosial terhadap masyarakatnya. Perubahan kepada hal positif seperti terbukanya kesempatan kerja memang bagus, tetapi dampak lain seperti merebaknya kriminalitas dan orang-orang menjadi "mesin" perlu diantisipasi.
Nundang menilai lukisan dapat menjadi sarana untuk mendidik masyarakat agar mampu berdialog. Paling tidak ketika masyarakat menyaksikan sebuah lukisan, mereka akan berdialog dengan diri sendiri untuk kemudian mendialogkannya kembali dengan orang lain.
"Perihal perliaku membuang sampah sembarangan, atau tindak berbahasa yang kasar, itu juga hal perlu disikapi secara serius. Lukisan adalah alternatif yang dapat mengembalikan kesadaran orang untuk berperilaku baik," katanya.
Agenda melukis bulanan itu akan terus berlanjut. Lalu pada setiap enam bulan sekali diadakan pameran untuk memajang lukisan-lukisan itu.
Jika sedikitnya ada lima orang pelukis yang konsisten setiap bulan menghasilkan satu karya, maka dalam enam bulan akan ada tiga puluh lukisan.
Ruang pameran yang telah disebut-sebut dalam konsep di antaranya adalah lantai paling atas bangunan Pasar Cicalengka yang saat ini kios-kiosnya kosong. Kios-kios itu akan dimanfaatkan untuk ruang pameran.
Orang-orang yang hadir pada acara melukis di teras rumah Nundang itu lintas komunitas.
Selain yang betul-betul berminat terhadap proses melukis, orang-orang juga berasal dari komunitas pegiat kopi, pegiat fotografi, dan pegiat literasi.
Nundang berharap dengan himpunan lintas komunitas ini, gaung geliat kesenian di Bandung Timur akan semakin menguat. Dengan itu pula apresiasi warganya terhadap kehidupan berkesenian akan bermunculan.(*)