Bupati KSB dan Kadistan menerima alat untuk evakuasi HPR dari Kementan RI..
Sumber :
  • Tim Tvone-Irwansyah

Pemda Sumbawa Barat Terima Bantuan Alat Evakuasi HPR Tangani KLB Rabies dari Kementan RI

Selasa, 19 April 2022 - 10:11 WIB

Sumbawa Barat, NTB – Dalam rangka mengatasi KLB Rabies di Sumbawa Barat, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan RI memberikan bantuan alat untuk evakuasi anjing. Bupati Sumbawa Barat, Musyafirin, menerima langsung dari Direktur Kesmavet Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan RI, Syamsul Ma’arif.

"Beberapa peralatan yang diserahkan pada kesempatan tersebut yaitu senapan sebanyak 2 buah, peluru pink sebanyak 50 biji, tulup 2 biji, dan tandu 1 buah. Peralatan tersebut akan dipergunakan dalam penanganan dan evakuasi anjing untuk beberapa bulan kedepan," kata Kepala Dinas Pertanian, Sumbawa Barat, Suhadi, kepada tvonenews.com Senin (18/4/22).

Kunjungan Dirjen PKH Kementan RI tersebut dalam rangka melihat secara langsung peristiwa rabies yang telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) serta memberikan bantuan alat untuk evakuasi anjing.


Menurut Suahdi lagi, saat ini Pemda KSB menerima bantuan tahap pertama yang diberikan oleh pihak Kementan RI. Selanjutnya, Kementan juga akan memberikan bantuan tahap kedua berupa bantuan barang, vaksin, obat bius, dan keperluan evakuasi lainnya yang dibutuhkan.

“InsyaAllah per tiga bulan ke depan kita menargetkan vaksinasi minimal 79 % Hewan Pembawa Rabies (HPR), dan 0 kasus gigitan” katanya.

Sejak ditetapkannya sebagai KLB, per 13 April 2022, jumlah kasus gigitan yang terjadi yaitu sebanyak 70 kasus. 

"Kasus tersebar di 8 kecamatan, enam kecamatan berstatus zona merah," ungkapnya. 

Hingga hari ini, lanjut Suhadi, pihak dinas pertanian tetap melakukan upaya evakuasi terhadap anjing liar sebagai langkah pencegahan bertambahnya kasus. Untuk penanganan evakuasi, dinas bekerja sama dengan Perbakin melakukan evakuasi dalam rangka pengambilan sample.

“Dimana tempat ada gigitan, maka harus melakukan pengambilan sample agar secara cepat kita dapat mengetahui apakah anjing sudah tertular atau belum,” jelasnya.

Terkait dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), evakuasi anjing dilakukan dengan cara ditembak mati, bukan diracun atau dipukul.

"Alat alat yang dibantu kementerian tersebut berupa senjata untuk membius anjing liar, setelah dibius selanjutnya anjing tersebut bisa divaksin kemudian diberi penanda untuk mengetahui mana yang sudah divaksin mana yang belum," kata Suhadi. 

Apabila ditemukan bangkai anjing disemak-semak, Suhadi mengimbau kepada masyarakat agar dapat menghubungi pihak dinas pertanian KSB jika ada kejadian melalui Call Center yang telah disebar melalui brosur dan baliho.

“Kalau warga menemukan bangkai anjing, bisa langsung menghubungi petugas di dinas pertanian, nanti akan ada tim yang akan turun menanganinya,” kata Suhadi menambahkan. (Irw/Ask) 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:08
06:10
01:41
03:04
02:15
03:41
Viral