Sumber :
- Vera Bahali
"Ibu Guru Baisa", 21 Tahun Mendidik dan Menjaga Murid dari Komodo
Dari semua guru yang kini mengajar di SDI Kerora, Baisa adalah yang terlama. Perempuan yang lahir di Dusun Kerora ini, mulai mengabdi sejak tahun 2004 dan mengajar seluruh kelas, dari kelas 1 sampai kelas 6.
Selasa, 6 Mei 2025 - 17:29 WIB
Jalur ekstrem lain adalah area rawa-rawa yang lembab, berbatu, dan licin. Baisa menggendong salah seorang murid perempuan yang paling kecil saat melewati jalur ini. Murid-murid laki-laki memilih naik ke jalur yang lebih tinggi untuk menghindari rawa. Mata Baisa tak lepas dari mereka saat hendak melangkahi pohon kecil di atas rawa.
Saat atap-atap rumah warga mulai terlihat, murid-muridpun berpencar, pulang ke rumah masing-masing.
"Saya tidak pernah biarkan mereka pulang sendiri. Kalaupun saya singgah di rumah keluarga di kampung Kerora, saya akan suruh mereka tunggu. Takut pas mereka ketemu komodo jadi kaget," ujar Baisa saat hampir tiba di kediamannya.
Dusun Minta Bangun Pagar Pembatas
Kepala Dusun Kerora, Basri mengakui kekhawatiran seluruh warga tentang jalur yang belum dipasangi pagar pembatas. Ia mengatakan pada tahun 2021 lalu, BTNK membangun 970 meter pagar pembatas dari barat ke timur Kampung Karora dengan tinggi 1,5 meter. Namun ini tidak termasuk jalur di area tanjung yang dilewati Baisa dan murid-murid dari Kampung Waerebo setiap hari.
"Jalan yang mereka lewati adalah jalur rawan komodo. Kita prihatin jika suatu waktu aktivitas komodo berubah bisa mengganggu dan membahayakan anak-anak yang mondar-mandir untuk sekolah," kata Basri.
Ia berharap pemerintah dan Balai Taman Nasional Komodo segera membangun pagar pembatas di jalur tersebut.
"Semoga mereka juga memperhatikan sarana-prasarana sekolah mulai dari gedung sekolah, sampai ke rumah guru yang sudah tidak ada lagi," tutup dia.(vbi/frd))