- alfani syukri
Polda Bali Gelar Simulasi Pengamanan Kota Jelang Pemilu Serentak
Denpasar, tvOnenews.com - Polda Bali menggelar simulasi pengamanan dalam kota untuk mengantisipasi gangguan kamtibnas dalam Pemilu serentak yang rencananya digelar pada 14 Febuari 2024 mendatang. Kegiatan ini digelar di Lapangan Puputa Magarana Niti Mandala Denpasar (Lapangan Renon), pada Senin (2/10) pagi dengan melibatkan 1000 personel.
Kapolda Bali Irjen Pol Ida Bagus Kade Putra Narendra yang memantau langsung latihan Sistem Pengamanan Dalam Kota (Sispamkota) tersebut menyatakan, latihan ini digelar untuk mencapai dua tujuan, yakni untuk menyamakan pola pikir dan pola tindak personel Polri yang dilibatkan dalam pengamanan Pemilu serentak mendatang. Selain itu untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia (SDM) Polri, dengan dilandasi penguasaan taktis dan teknis kepolisian.
"Latihan pengamanan Pemilu ini dilakukan secara menyeluruh, mulai dari sebelum kampanye, masa kampanye, masa tenang, pemungutan suara, sampai pada perhitungan dan penetapan pemenang. Hal ini untuk memberi gambaran tentang pola tindak aparat saat melaksanakan pengamanan sehingga tidak terjadi benturan di lapangan," ujar Karena.
Selain melakukan simulasi pengamanan pengendalian masa, dalam latihan kemarin digelar simulasi pengamanan kampanye calon presiden. Misalnya pada saat salah seorang pasangan calon presiden melakukan kampanye, terjadi insiden pengadangan oleh selompok orang tak dikenal menggunakan bom.
“Menghadapi situasi tegang ini, pengawal pasangan calon dan Brimob Polda Bali mengambil peran penting menyelamatkan pasangan calon berserta seluruh tim dengan melumpuhkan pelaku. Usai melumpuhkan pelaku selanjutnya dilakukan sterilisasi lokasi oleh Gegana. Sementara pelaku yang berhasil dilumpuhkan dilarikan ke RS menggunakan ambulans Biddokes Polda Bali,” terang Narendra.
Digambarkan dalam simulasi ini terjadi kericuhan di salah satu TPS, gara-gara salah satu pasangan calon tidak terima dengan hasil rekapitulasi suara oleh KPPS.
Situasi di TPS berhasil diredam dan surat suara diamankan ke kantor KPUD Bali. Ternyata massa yang menolak hasil pemungutan suara itu tetap tidak terima dan melakukan demo anarkis di kantor KPUD Bali. Massa datang mengepung kantor KPUD Bali. Mereka melakukan pengrusakan, pembakaran, dan penjarahan.