news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Buku Harian dan Jejak Online Pelaku Ungkap Plot Pengeboman SMAN 72 Jakarta

Rabu, 19 November 2025 - 15:33 WIB
Reporter:

Jakarta, tvOnenews.com - Seorang pelajar berusia 17 tahun yang diduga melakukan serangan bom di masjid sekolahnya di Jakarta diketahui menulis perasaan terasing dan terisolasi dalam buku harian setebal 42 halaman.

Temuan itu disampaikan polisi setelah ledakan pada awal November yang melukai 96 jemaah yang tengah bersiap melaksanakan salat Jumat.

Polisi mengungkap bahwa remaja tersebut terpapar konten ekstrem dari sebuah grup Telegram internasional yang berisi glorifikasi kekerasan dan supremasi kulit putih.

Dari penelusuran riwayat internet dan hasil penggerebekan di rumahnya, pelajar itu disebut bertindak seorang diri tanpa keterkaitan dengan kelompok ekstrem tertentu di Indonesia.

Juru bicara Polda Metro Jaya, Ronald Simajuntak, menjelaskan bahwa pelajar tersebut merupakan sosok tertutup dan diduga membutuhkan pengakuan dari lingkungan sekitar.

Ia disebut menyimpan banyak persoalan tanpa mampu menyampaikannya kepada orang lain.

Polisi menemukan bahwa remaja itu membuat tujuh bom rakitan di rumahnya dengan meniru panduan dari video YouTube. Bahan-bahan seperti kalium klorat dan paku diperoleh melalui pasar daring.

Dari tujuh bom tersebut, empat meledak sementara tiga lainnya gagal berfungsi. Pihak berwenang menyatakan akan mengevaluasi pengawasan terhadap penjualan bahan-bahan berisiko.

Remaja itu juga diketahui bergabung dengan saluran Telegram yang memuat materi kekerasan dan diskusi mengenai serangan internasional, termasuk penembakan di Masjid Christchurch pada 2019 dan insiden di SMA Columbine pada 1999.

Pihak Telegram menyatakan layanan mereka melarang promosi kekerasan dan menegaskan bahwa moderator serta sistem kecerdasan buatan digunakan untuk menghapus jutaan konten berbahaya setiap hari.

Sementara itu, Google selaku pemilik YouTube belum memberikan tanggapan terkait temuan polisi. Dalam penggerebekan, polisi menemukan buku catatan berjudul Diari Rap yang berisi tulisan dalam bahasa Inggris mengenai trauma masa lalu serta keinginan mengakhiri hidup dengan menyakiti orang lain.

Menurut kerabatnya, Rudianti, pelajar tersebut berasal dari keluarga berpenghasilan rendah. Ayahnya bekerja sebagai juru masak di perusahaan katering, dan remaja itu lebih banyak menghabiskan waktu di kamar dengan laptop tanpa diketahui aktivitas daringnya oleh keluarga.

Pelaku kini dirawat di rumah sakit dalam kondisi stabil setelah mengalami luka akibat salah satu bom rakitan yang tidak meledak sempurna. Polisi akan melakukan pemeriksaan setelah kondisinya membaik.

Sebelum dakwaan resmi diajukan, pihak pembebasan bersyarat dan masa percobaan negara akan menilai kelayakannya untuk diadili dan menentukan proses hukum yang sesuai.

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

16:39
05:06
00:56
02:33
00:57
00:57

Viral