- PSSI
Shin Tae-yong Harus Bicara soal Konflik di Timnas Indonesia buat Dirinya Dipecat PSSI: Itu Mengada-ada, Jadi Orang...
"Sementara di Indonesia, mereka nggak keluar bahkan sampai 20-30 menit setelah pertandingan," sambungnya lagi.
Di tengah perbincangan tersebut, Coach Shin menyinggung soal kabar pemecatan dialami dirinya oleh PSSI.
Ia tampak telah mengetahui soal rumor yang viral antara konflik dirinya dan para pemain diaspora Timnas Indonesia.
Dalam penuturannya, pelatih berusia 54 tahun ini menepis isu ia dipecat bukan masalah hubungannya dengan pemain renggang.
Ia mengambil salah satu contoh pertandingan Indonesia di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, hubungannya terhadap pemain diaspora tetap harmonis.
"Waktu ke Bahrain gak ada masalah. Waktu ke China juga enggak ada masalah sama sekali. Tapi saya pun bingung kenapa bisa ada rumor itu," katanya.
Pelatih ulsan HD ini sampai sekarang masih bingung kenapa faktor komunikasi dengan para pemain diaspora dijadikan hambatan.
Ia memahami mayoritas pemain diaspora di tubuh Timnas Indonesia saat ini berasal dari Eropa, khususnya kelahiran Belanda.
Menurut penuturannya, komunikasi antara dirinya dan pemain diaspora tidak mengalami hambatan dan masih berjalan lancar.
"Kalau pun ada masalah, mungkin Jeje atau Super Jin pun segan terjemahin. Sementara kami canggung aja nggak," jelas STY.
Ia menyebut selama melatih Timnas Indonesia, para pemain diaspora tidak pernah komplain atau mengeluh soal bahasa yang digunakan dirinya.
Bagi STY, kehadiran Jeje merupakan faktor kunci agar komunikasi tetap berjalan lancar.
Namun demikian, ia terkejut mendengar adanya rumor pernyataan soal konflik yang berasal dari celotehan salah satu anggota Exco PSSI.
Ia menanggapi celotehan anggota Exco PSSI tersebut adalah hoaks, apalagi memebicarakan konflik internal akibat masalah komunikasi.
"Dia bohong sudah aneh-aneh, itu mengada-ada. Seharusnya memang nggak boleh mengarang cerita seperti itu," tegasnya.
Pernyataan tersebut, kata STY, hal ini bisa memicu kegaduhan di tengah kemajuan sepak bola Indonesia, terutama pada tim nasionalnya.
"Apalagi sampai merugikan orang lain. Jadi orang, kita harus jujur," tandasnya.
(hap)