- tvOnenews/Taufik Hidayat
Legenda Malaysia Sindir Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Tak Lebih Bagus dari Harimau Malaya: Mereka Itu …
tvOnenews.com - Legenda Malaysia sindir pemain naturalisasi Timnas Indonesia tak lebih hebat dari Harimau Malaya. Sindiran itu muncul jelang putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Timnas Indonesia tengah berada di titik penting dalam sejarah sepak bola nasional setelah memastikan langkah ke putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Dalam fase sebelumnya, Skuad Garuda berhasil finis di posisi keempat Grup C dengan mengumpulkan 12 poin dari 10 pertandingan.
Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia. (Sumber: PSSI)
Hasil ini menempatkan Indonesia di atas tim-tim kuat seperti Bahrain dan China, dan hanya kalah dari Jepang, Australia, serta Arab Saudi.
Pada fase berikutnya, Indonesia berpotensi bertemu kembali dengan Arab Saudi, serta menghadapi tim-tim kuat lain seperti Qatar, Irak, dan Uni Emirat Arab.
Timnas Indonesia sendiri berada di pot yang sama dengan Oman, sehingga kedua tim tidak akan saling berhadapan di grup yang sama.
Drawing resmi akan dilakukan pada 17 Juli 2025 di AFC House, Malaysia, dan akan menjadi penentu siapa saja lawan Garuda selanjutnya.
Dalam upaya memperkuat skuad, langkah cepat telah diambil melalui naturalisasi pemain-pemain keturunan yang berkarier di Eropa.
Nama-nama seperti Emil Audero, Dean James, dan Joey Pelupessy secara resmi diumumkan sebagai calon pemain naturalisasi baru pada 22 Februari 2025.
Proses naturalisasi ketiganya berlangsung sangat cepat, hanya memakan waktu 16 hari dari persetujuan DPR pada 5 Maret hingga mereka resmi menyandang status WNI dan pindah federasi pada 13 Maret 2025.
Ketiganya langsung bisa memperkuat timnas saat menghadapi Australia dan Bahrain di akhir Maret. Proses yang begitu cepat ini sempat menjadi bahan sorotan di Malaysia.
Media olahraga YouTube asal negeri jiran, Palatao Bola, menyindir bahwa proses naturalisasi di Indonesia terlalu instan.
Dalam kontennya, media tersebut membandingkan prosedur Indonesia yang dianggap “secepat kilat” dengan proses naturalisasi di Malaysia yang jauh lebih panjang karena nilai paspor Malaysia dinilai lebih tinggi di dunia internasional.
Sindiran terhadap naturalisasi pemain timnas Indonesia juga datang dari salah satu tokoh sepak bola legendaris Malaysia, Datuk Jamal Nasir Ismail.
Dalam wawancara yang dimuat oleh media Berita Harian pada Kamis, 3 Juli 2025, Jamal secara terang-terangan menyebut bahwa pemain keturunan yang dimiliki Harimau Malaya lebih baik daripada milik Indonesia.
“Mereka (Indonesia) juga punya pemain keturunan, tapi pemain keturunan yang kita miliki lebih bagus. Mendapatkan pemain keturunan berkualitas itu tidak mudah, hanya orang yang punya kekuasaan dan jaringan luas seperti Tunku Mahkota Ismail yang bisa melakukannya,” ujar Jamal.
Menurut Jamal, Malaysia juga memiliki peluang besar untuk tampil di Piala Dunia 2030, asalkan momentum yang telah dibangun saat ini, termasuk keberhasilan menembus Piala Asia 2027, bisa dijaga.
Ia menekankan bahwa dukungan penuh masyarakat, termasuk dalam proses perekrutan pemain keturunan, sangat dibutuhkan.
“Ya, tidak mustahil. Dengan kondisi saat ini, sudah tidak ada lagi yang mustahil. (Piala Dunia) 2030 itu lima tahun lagi. Dengan momentum yang kita miliki sekarang, kalau kita lolos ke Piala Asia 2027, maka tiga tahun setelahnya sudah Piala Dunia,” ujarnya.
Meski Malaysia gagal melaju ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 setelah finis ketiga di Grup D di bawah Oman dan Kyrgyzstan, Harimau Malaya masih berpeluang lolos ke Piala Asia 2027.
Mereka memimpin Grup F kualifikasi dengan enam poin dari dua laga awal, menang atas Nepal (2-0) dan Vietnam (4-0).
Empat laga tersisa melawan Laos, Nepal, dan Vietnam akan menentukan nasib mereka selanjutnya.
Jamal juga menyampaikan pesan khusus kepada publik Malaysia untuk tidak hanya bisa mengkritik timnas secara sembarangan, melainkan memberikan dukungan nyata demi kemajuan Harimau Malaya.
“Saya sendiri pun tak sanggup. Jadi jangan hanya pintar berbicara saja, apalagi tanpa fakta. Saya bicara berdasarkan fakta, mana yang bagus saya bilang bagus. Jangan jadi netizen atau penggemar yang suka mengkritik asal-asalan,” tegasnya.
Sindiran dari legenda sepak bola Malaysia dan perbandingan proses naturalisasi antar kedua negara menambah panas rivalitas klasik di kawasan Asia Tenggara.
Meski begitu, timnas Indonesia tetap menunjukkan kemajuan signifikan dan optimisme tinggi menyambut babak lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Kini, semua mata tertuju ke tanggal 17 Juli mendatang, saat hasil undian akan menentukan siapa lawan Garuda berikutnya dalam perjuangan menuju panggung dunia.
(anf)