Senjata Makan Tuan, Belum Bertanding Saja Media China Sudah Bolak-balik Meremehkan Kualitas Timnas Indonesia, Ini 3 Pernyataannya

tvOnenews.com - Masih menjadi sorotan dunia, Timnas Indonesia berhasil mengalahkan China dalam laga krusial di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Keberhasilan ini bukan hanya membawa Timnas Indonesia melaju ke babak playoff, tetapi sekaligus membuat sejarah baru setelah 38 tahun selalu dikalahkan oleh China. 

Momen berharga ini terjadi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) pada Kamis, (5/6/2025) lalu.

Dengan sekuat tenaga, para pemain Timnas Indonesia berjuang keras untuk memenangkan laga tersebut untuk mendapatkan tiket terakhir melaju ke putaran berikutnya.

Setelah Timnas Indonesia menjadi pemenangnya, China terpaksa harus pulang kampung dan mengubur mimpinya untuk bisa melaju ke Piala Dunia 2026. 

Namun, sebelum kedua negara ini bertanding, media China sempat memberikan ejekan kepada Timnas Indonesia.

Berikut 3 pernyataan dari media China yang dinilai meremehkan kualitas pemain Timnas Indonesia. 

1. Timnas Indonesia harus Dikalahkan

Sebelum menjalani laga krusial tersebut, baik Timnas Indonesia maupun China mengadakan pemusatan latihan (TC).

Perbedaan pola latihan antara tim Garuda dan tim Dragon membuat media China menyorotnya dengan menyebut pemain Indonesia tak sebanding dengan pemain tim nasional mereka.

Timnas Indonesia mengadakan pemusatan latihan selama lima hari di Bali.

Sementara Timnas China sangat fokus untuk latihan sementara pemain Indonesia terlihat seperti sedang berlibur.

TC di Bali dinilai seperti liburan dibandingkan persiapan serius untuk laga penting. Para pemain terlihat menghadiri pesta perayaan ulang tahun Ketua Umum PSSI, Erick Thohir dengan bernyanyi dan menari bersama, pada Jumat malam (30/5/2025).

Hal ini membuat media China berpendapat bahwa Timnas Indonesia seakan-akan meremehkan pertandingan melawan tim nasional mereka.

“Tentara arogan pasti akan dikalahkan! Sementara tim nasional sepak bola Tiongkok berlatih secara pribadi selama Festival Perahu Naga, Indonesia sedang berlibur dan menari di Bali,” tulis NetEase sebelum laga Timnas Indonesia melawan China.

2. Pemain Naturalisasi Indonesia Tidak Kuat Iklim Tanah Air

Dalam situs 163.com, media lokal China menyoroti faktor cuaca akan mempengaruhi performa pemain naturalisasi Timnas Indonesia, lantaran perbedaan iklim di Belanda yang jauh lebih sejuk.

Pemain naturalisasi yang mayoritas berasal dari Eropa membuat media ini berpendapat bahwa skuad Garuda akan kesulitan bermain di Jakarta yang panas dan lembab. 

“Mereka jelas belajar dari pertandingan terakhir melawan Bahrain, tetapi juga tidak mudah beradaptasi dengan cuaca,” tulis laporan dalam media 163.com.

Bahkan, stamina tim asuhan Patrick Kluivert khususnya pemain naturalisasi diperkirakan tidak akan mampu bertahan lama. 

“Para pemain naturalisasi kemungkinan besar harus belajar banyak terhadap cuaca di Indonesia. Timnas China harus mampu menahan tekanan tinggi selama 70 menit pertandingan,” jelas 163.com atau NetEase.

Disaat kondisi fisik menurun akibat kelelahan karena cuaca, membuat peluang bagi China untuk menang. 

“Di saat kondisi fisik para pemain Indonesia menurun, maka akan muncul momen-momen tak terduga,” terangnya.

Tak hanya itu, media tersebut juga berharap Timnas China dapat menunggu kesempatan dari skuad Garuda saat membuat kesalahan. 

“Timnas China pernah mengalami (kesalahan) sebelumnya, kuncinya bisakah mereka bertahan tanpa membuat kesalahan? Menunggu hingga Timnas Indonesia membuat kesalahan sendiri lalu menghukumnya,” pungaksnya.

3. Menghadapi Bahrain Lebih Sulit Dibandingkan Indonesia

Media China, Sohu menyatakan bahwa Timnas China yakin akan menyapu bersih dua laga yang tersisa di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Dua laga ini yaitu saat tandang ke markas Timnas Indonesia dan menjamu Bahrain.

Namun, mereka menyebutkan kalau Bahrain akan lebih sulit untuk dikalahkan daripada Timnas Indonesia.

Bukan cuma itu, mereka juga menyatakan bahwa tim Dragon berpeluang untuk mengalahkan Bahrain jika dapat tampil baik seperti melawan Australia. 

“Bakal lebih sulit saat menghadapi Bahrain di kandang,” tulis media China, Sohu.

“Namun, jika China bermain seperti babak kedua laga melawan Australia, ada peluang memenangkan dua laga pamungkas,” sambungnya. 

Sementara itu, Sohu juga menganjurkan tim China untuk bermain bertahan ketika bertanding melawan Timnas Indonesia. 

Media ini juga menyarankan agar menyerang dari area sayap Timnas Indonesia melalui serangan balik.

“Saat menghadapi Indonesia, ada baiknya China bermain bertahan menerapkan serangan balik dan memanfaatkan sektor sayap untuk mencetak gol,” tandasnya. 

Sayangnya, semua pernyataan ini dibalas oleh Jay Idzes dan rekan-rekannya dengan gol pamungkas dari Ole Romeny melalui tendangan penalti. 

Gol semata wayang dari Ole Romeny itu membawa Timnas Indonesia keluar sebagai pemenangnya. (kmr)