Ole Romeny Blak-blakan Sempat Kepikiran Ibunya yang Gugup di Tribun sebelum Eksekusi Penalti ke Gawang China: Itu Lucu

Jakarta, tvOnenews.com - Penyerang Timnas Indonesia, Ole Romeny, mengaku sempat memikirkan ibunya di tribun sebelum melakukan eksekusi penalti ke gawang China.

Striker berusia 24 tahun itu menjadi pahlawan kemenangan skuad Garuda 1-0 atas China pada laga ke-9 Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Dalam laga yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SYGBK), Jakarta, Kamis (5/6/2025) malam WIB itu, Ole Romeny menjadi eksekutor penalti di menit ke-45.

Awalnya, hadiah titik putih tersebut didapat Timnas Indonesia pada menit ke-40 setelah Ricky Kambuaya dijatuhkan pemain China di kotak terlarang tim lawan.

Wasit Rustam Lutfullin pun melakukan tinjauan VAR sebelum akhirnya memutuskan memberikan penalti untuk Timnas Indonesia yang dieksekusi Ole Romeny.

Penyerang Oxford United itu dengan dingin melepaskan tendangan kaki kanannya ke arah kiri sisi gawang mengecoh kiper China hingga meluncur deras menjadi gol.

Menariknya, Ole Romeny ternyata sempat melihat ke arah ibunya yang hadir di tribun penonton sebelum mengeksekusi penalti yang menjadi gol tersebut.

Pencetak total 3 gol untuk Timnas Indonesia senior itu pun mengaku sempat kepikiran karena dirinya melihat sang ibu sangat gugup gegara anaknya jadi eksekutor.

"Saat kami melihat wasit pergi ke layar VAR, kami tahu kebanyakan (keputusan VAR) itu akan menjadi penalty,” kata Ole Romeny pada jumpa pers setelah pertandingan.

“Itu lucu, karena saya melihat ibu saya, dan saya tahu ibu saya sangat gugup di momen seperti itu. Jadi saya sempat memikirkan ibu saya," imbuh striker Oxford United itu.

Menurut Ole Romeny, ibunya hadir langsung di tribun untuk pertama kalinya. Berkat kehadiran sosok penting dalam hidupnya itu, dia pun tidak merasakan tekanan.

"Dia ada di tribun untuk pertama kalinya. Jadi saya berpikir untuk melakukannya (penalti). Mungkin biasanya dia tidak akan setuju,” jelas Ole Romeny.

“Tapi saya percaya diri. Saya tidak benar-benar merasakan tekanan. Tentu, itu momen besar, dan juga penalti terbesar dalam karier saya," lanjut pemain Oxford United itu.