news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Timnas Indonesia U-17 Vs Korea Utara dalam babak perempatfinal Piala Asia U-17 2025..
Sumber :
  • Kita Garuda

Kekalahan Telak Lawan Korea Utara Bukan Masalah Besar, Skuad Timnas Indonesia U-17 Bagaikan Emas yang Tersembunyi

Timnas Indonesia U-17 harus menerima kekalahan telak 0-6 dari Korea Utara U-17 pada perempat final Piala Asia U17. Garuda Muda harus tetap optimis.
Rabu, 16 April 2025 - 22:45 WIB
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Timnas Indonesia U-17 harus menerima kekalahan telak 0-6 dari Korea Utara U-17 pada perempat final Piala Asia U17. Garuda Muda harus tetap optimis.

Pasalnya, kekalahan tersebut bukan masalah besar yang perlu diperdebatkan hingga menghakimi.

Sebab, Timnas Indonesia U-17 masih memiliki misi penting untuk tampil memukau pada Piala Dunia U-17 2025 di Qatar.

Pasukan pelatih Nova Arianto semestinya mengambil pelajaran berharga dari kekalahan telak lawan Korea Utara U-17.

"Seperti mata uang yang selalu punya dua sisi berbeda, menerima kekalahan pun demikian," demikian kutipan Antara yang dilansir Rabu (16/4/2025).

Ada kekecewaan dan rasa sakit setiap kali mendapatkan kekalahan, tetapi di dalamnya ada pula "emas" yang tersembunyi, berupa pengalaman dan pelajaran berharga yang dapat membentuk tim menjadi lebih kuat.

Choe Song-hun (8'), Kim Yu-jin (19'), Ri Kyong-bong (48'), Kim Tae-guk (P 60'), Ri Kang-rim (61'), dan Pak Ju-won (77') bergantian membuat gawang timnas U-17 Indonesia terkoyak menjadi lumbung gol pada babak perempat final Piala Asia U-17 2025 di Stadion Kota Olahraga Raja Abdullah, Senin (14/4/2025) lalu.

Gol-gol itu menghukum dan menyingkirkan Indonesia, yang bermain gugup dan buruk sejak sepak mula, dengan kekalahan 0-6.

Kekalahan ini membuka sebuah lubang besar, bahwa kekuatan Indonesia sejatinya masih jauh dari kata bagus untuk bersaing di level dunia meski sebelumnya memiliki statistik lima kemenangan dan satu kali seri sejak babak kualifikasi.

Dari babak kualifikasi, Indonesia cuma kemasukan satu gol. Itupun melalui sepakan penalti pemain Yaman ketika kedudukan sedang dalam keunggulan 2-0. Situasi mereka tertinggal lebih dulu baru terjadi ketika melawan Korea Utara, tim tersukses kedua di Piala Asia U-17 dengan dua piala.

Situasi ini nyatanya membuat Garuda Muda bingung bagaimana caranya bangkit dari situasi tertinggal lebih dulu. Gol Choe Song-hun membuat mereka panik, sehingga menyebabkan tak bermain tenang.

Koordinasi permainan pun menjadi berantakan. Chemistry romantis antara Muhammad Al Gazani, Putu Panji, dan Mathew Baker di barisan pertahanan juga tak padu pada pertandingan ini.

Saat Korea Utara menguasai bola, Mierza Firjatullah menjadi satu-satunya pemain Indonesia yang menerapkan pressing di area depan untuk mengganggu distribusi bola dari bek-bek mereka.

Sembilan pemain outfield lainnya memilih menunggu di area permainan sendiri.

Taktik ini dirasa sangat tidak efektif karena tekanan yang diberikan kepada bek-bek Korea Utara yang membawa bola, tidaklah cukup.

Tekanan dari Mierza bagai angin lalu saja karena sangat mudah dilewati. Berbeda dengan Korea Utara, mereka terlihat berani menekan.

Dua sampai tiga pemain mereka gunakan, bahkan saat bola untuk Indonesia masih berada di kiper Dafa Al Gasemi.

Di pertandingan ini, pelatih Nova Arianto juga tak menemukan formula yang tepat untuk menghentikan sirkulasi bola nyaman yang dikuasai oleh lini tengah Korea Utara yang diisi An Jin Sok, Ri Ro Gwon, Pak Kwang Song, dan Kim tae Guk.

Mental anak-anak asuh Nova mendapatkan puji-pujian selama tiga laga penyisihan grup, terutama ketika menang dramatis melawan Korea Selatan dan Afganistan. Publik menyanjung mental Garuda Muda di dua pertandingan itu seperti baja.

Namun, ketika dihadapkan lawan tangguh seperti Korea Utara, mental yang dielu-elukan itu tak menjawab ekspektasi. Padahal, sebuah tim hebat adalah tim yang tak hanya piawai menang, tetapi juga selalu tahu bagaimana caranya bangkit dari keterpurukan.(ant/lgn)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

00:57
01:35
01:23
02:19
03:49
15:06

Viral