- tvOnenews.com/Julio Trisaputra
Tak Tahan lagi, Asisten Shin Tae-yong Blak-blakan Ungkap Sisi Gelap Kompensasi dari PSSI, Ternyata...
tvOnenews.com - Kisruh terkait pemutusan kontrak Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia masih jadi sorotan.
Asisten pelatihnya, Yoo Jae-hoon, akhirnya angkat bicara soal kompensasi yang seharusnya diterima oleh Shin Tae-yong.
Fakta mengejutkan pun terungkap, hingga saat ini PSSI belum memberikan kompensasi kepada pelatih asal Korea Selatan tersebut.
Padahal, Shin Tae-yong dan staf kepelatihannya telah kembali ke Korea Selatan sejak Minggu malam, 26 Januari 2025.
Berdasarkan regulasi yang berlaku, PSSI berkewajiban membayar kompensasi kepada Shin Tae-yong karena kontraknya masih berjalan hingga 2027.
Dalam pernyataannya kepada media, Yoo Jae-hoon menegaskan bahwa kontrak beberapa staf kepelatihan Shin Tae-yong memang sudah berakhir pada 31 Desember 2024.
Namun, kontrak Shin Tae-yong sendiri masih berlaku hingga 2027, sehingga PSSI memiliki kewajiban untuk memberikan kompensasi.
“Terutama yang kontrak asisten pelatih sudah selesai tanggal 31 Desember, tetapi kontrak Coach Shin masih ada sampai 2027,” ujar Yoo Jae-hoon.
Lebih lanjut, Yoo Jae-hoon menyebut bahwa persoalan kontrak Shin Tae-yong bukan ranahnya.
Masalah ini sepenuhnya menjadi urusan antara agen Shin Tae-yong dan PSSI.
“Urusan kontrak Coach Shin bukan urusan saya. Agennya Coach Shin dengan federasi yang akan membicarakan," tambahnya.
Namun, saat ditanya apakah Shin Tae-yong sudah menerima kompensasi dari PSSI atau belum, Yoo Jae-hoon menegaskan bahwa setahu dirinya, belum ada pembayaran yang dilakukan oleh federasi sepak bola Indonesia tersebut.
“Setahu saya belum ya," katanya.
Sebelumnya, anggota Exco PSSI Arya Sinulingga mengungkapkan bahwa pemecatan Shin Tae-yong memang memiliki konsekuensi finansial yang besar.
PSSI harus menyiapkan dana hingga puluhan miliar rupiah untuk menutupi kompensasi akibat pemutusan kontrak lebih awal.
Menurut Arya, keputusan ini diambil sebagai bagian dari upaya PSSI untuk meningkatkan performa Timnas Indonesia di masa mendatang.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dikatakan telah siap mengambil risiko besar demi kepentingan Skuad Garuda.
“Sebenarnya kalau Pak Erick itu berpikir untuk cari aman, mungkin beliau tidak melakukan pergantian pelatih. Misalnya, pelatih lama dipertahankan, gagal lolos Piala Dunia, pastikan yang dimaki-maki orang (publik) adalah pelatih lamanya itu. Ini enggak, Pak Erick ambil risiko itu," ucap Arya.