- tvOnenews.com/Julio Trisaputra
STY Dipecat, Legenda Timnas Indonesia Bicara Jujur tentang Perubahan yang Dilakukan oleh Shin Tae-yong, Terutama Hal Krusial Ini ...
Bung Binder mengundang Supriyono Prima, ia merupakan pemain legenda timnas Indonesia yang pernah tampil di Piala Asia 1996.
Nama Supriyono sangat dikenal di era 90-an, bersama dengan pemain legenda lainnya seperti Bima Sakti, Kurniawan Dwi Yulianto, Yeyen Tumena, dan Widodo Cahyono Putro.
Mantan pemain Persib Bandung ini mengapresiasi cara Shin Tae-yong menangani pemain-pemain muda timnas Indonesia.
Pelatih asal Korea Selatan itu memberi kesempatan kepada pemain muda seperti Marselino Ferdinan, Pratama Arhan, Rizky Ridho, dan Muhammad Ferarri.
"Tujuannya adalah mereka bisa matang, dan ketika di ajang U-23 mereka lebih matang lagi, lebih percaya diri lagi," ucapnya dilansir Youtube Bola Bung Binder.
"Ini menjadi pembelajaran untuk kita semua ketika membangun sebuah tim, walaupun levelnya itu senior, jangan terlalu menafikan kemampuan pemain-pemain muda," tuturnya.
Supriyono mengatakan bahwa contoh nyata potensi pemain muda adalah kita memiliki pemain seperti Marselino Ferdinan, Rizky Ridho, Pratama Arhan, dan Muhammad Ferarri.
"Kematangan mereka itu bisa terlihat ketika sering mendapatkan menit bermain," jelasnya.
Pria yang pernah bermain di posisi bek kiri ini mengungkapkan perubahan permainan timnas Indonesia dengan kehadiran pemain keturunan.
"Kalau melihat laga Piala Asia U-23 2024, dampak mereka (pemain keturunan) sangat signifikan). Kita bisa melihat perbedaan kualitas yang jelas bagaimana visi bermain yang mereka miliki," tuturnya.
Menurutnya pemain yang berposisi sebagai bek sayap ini kehadiran pemain naturalisasi di skuad Garuda menjadi pembeda, meski ada pemain muda berbakat seperti Marselino Ferdinan, Pratama Arhan.
"Tim ini menjadi warna tersendiri, saya selalu mengatakan bahwa di era Shin Tae-yong performa yang saya suka adalah ketika Indonesia mampu mengalahkan Yordania dengan skor 4-1," tuturnya.
Salah satu yang disorot adalah bagaimana proses terciptanya gol, open play dari taktik jitu Shin Tae-yong dan kerja sama dari para punggawa Garuda.
"Dampaknya adalah semua gol tercipta lewat proses, ini sebuah pencapaian yang luar biasa dengan kolaborasi antara pemain-pemain hasil kompetisi dan naturalisasi," terangnya.