Media Italia Ulas Perjalanan Timnas Indonesia untuk Kembali ke Piala Dunia Lagi.
Sumber :
  • tvOnenews-Julio Tri Saputra

Media Italia Ulas Perjalanan Timnas Indonesia untuk Kembali ke Piala Dunia Lagi

Senin, 2 Desember 2024 - 02:56 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Media Italia, Sportellate mengulas perjalanan Timnas Indonesia untuk kembali ke Piala Dunia lagi. 

Berbeda dari negara ASEAN lainnya, Timnas Indonesia pernah berpartisipasi dalam Piala Dunia 1938. 

Saat itu, Indonesia yang masih bernama Hindia Belanda dilatih oleh Jan Mastenbroek dan hanya satu kali tampil di Piala Dunia. 

Menggunakan sistem gugur, Hindia Belanda kalah telak 0-6 atas Hungaria.

Selang 86 tahun kemudian, Timnas Indonesia tinggal beberapa langkah lagi bermain di Piala Dunia 2026. 

Sportellate pun mengulas perjalanan Timnas Indonesia selama 86 tahun menuju Piala Dunia lagi. 

Ulasan tersebut dibuat oleh jurnalis Italia, Federico Sanseverino dengan judul "Impian Indonesia di Dunia" yang diunggah pada 27 November lalu.

"Sejak Piala Dunia Prancis 1938 dan seterusnya, momen paling penting dalam sepak bola Indonesia adalah Olimpiade Melbourne 1956, dimana seleksi lima babak berhasil menahan imbang 0-0 sampai akhirnya kalah 4-0 dalam pertandingan ulangan," tulis laporan Sportelatte dikutip Senin (2/12/2024).

Selebihnya tidak ada yang menarik sampai akhirnya partisipasi pertama Timnas Indonesia di Piala Asia pada 1996 silam. 

Disusul tiga kali setelahnya, Piala Asia edisi 2000, 2004 dan 2007. 

Sportellate menilai hal ini tak sesuai dengan antusiasme tinggi masyarakat Indonesia terhadap sepak bola. 

Suporter Persib, Bobotoh ketika mendampingi Persib di laga tandang melawan Port FC
Sumber :
  • 2024 Asian Football Confederation (AFC)

 

"Lebih dari 70 persen masyarakat Indonesia mengatakan mereka tertarik pada sepak bola, dengan populasi 200 juta orang, raksasa tidur yang sebenarnya di Asia adalah Timnas Indonesia," tulis laporan tersebut.

Antusiasme ini terlihat dengan tingginya jumlah suporter. Tak hanya pengikut dari tim besar seperti Persib, Persebaya dan Arema yang sampai jutaan di Instagram, tapi juga pada gerakan ultras yang terinspirasi dari Italia. 

"Hal ini juga menjadi penyebab langsung masalah terbesar sepak bola Indonesia, yakni kekerasan baik di dalam maupun di luar stadion," ulas laporan tersebut.

Tak hanya di kompetisi dalam negeri, kekerasan terjadi pada bentrokan suporter Timnas Indonesia dengan Malaysia pada 2019 silam. 

Tidak berhenti disana, PSSI sebagai federasi sepak bola di Indonesia pun dituding menjadi wadah korupsi, penggelapan dana hingga match fixing yang menyebabkan kepercayaan suporter pada federasi sangat rendah. 

Bergabungnya Erick Thohir pun dinilai Sportellate sebagai revolusi sepak bola Indonesia. 

"Erick Thohir mendukung modifikasi kalender kejuaraan agar pertandingan tidak bertepatan dengan pertandingan Timnas Indonesia, dia pun memperkenalkan VAR untuk Liga 1 dan bekerja sama dengan federasi Jepang untuk mengawasi pekerjaan wasit lokal," ulas laporan Sportellate. 

Erick Thohir bikin Timnas Indonesia jadi pembahasan di Italia
Sumber :
  • X/ErickThohir

 

Di antara gebrakan tersebut, salah satu yang mendapatkan antusiasme lebih adalah proyek strategis untuk membawa pemain keturunan membela Timnas Indonesia dengan cara naturalisasi

"Reservoir utamanya jelas Belanda, yang memiliki ikatan kuat dengan Indonesia selama masa kolonial," ulas Sportellate. 

Setidaknya, tulis laporan tersebut, Akademis Peter Post memperkirakan ada 1,5-2 juta orang keturunan Indonesia yang tinggal di Belanda. 

Di antara pesepakbola yang terkenal berasal dari Indonesia adalah Robin van Persie, John Heitinga, dan Radja Nainggolan yang akhirnya mencicipi Liga 1 bersamaa Bhayangkara FC. 

Radja Nainggolan
Sumber :
  • Rifqi Raihan Firdaus-Antara

 

Erick Thohir memanfaatkan kekuatannya untuk meningkatkan kualitas Timnas Indonesia. 

Setiap agenda FIFA Matchday, selalu ada pemain keturunan yang mendapatkan debut bersama Timnas Indonesia. 

Hampir semua pemain keturunan lahir di Belanda, kecuali Sandy Walsh yang lahir di Belgia, Elkan Baggott di Thailand, dan Jordi Amat di Spanyol. 

Antusiasme pemain keturunan ini pun diikuti oleh kebanggaan para pemain memeluk gelar WNI.

Pamor di Instagram diikuti dengan kesungguhan pemain untuk membawa Garuda lebih tinggi, termasuk dengan kebiasaan menyanyikan lagu "Indonesia Pusaka" di akhir pertandingan. 

"Segala semangat tersebut tentunya hanya bisa tersampaikan dengan hasil Timnas Indonesia yang mengejutkan," ulas Sportelatte untuk melanjutkan bahasan soal kedatangan Shin Tae-yong. 

Tiba di penghujung tahun 2019, Shin Tae-yong yang didapuk melatih Timnas Indonesia senior, U-20 dan U-23 memberikan berbagai kejutan dengan mencatatkan sejarah baru. 

"Dia secara mengejutkan membawa Timnas Indonesia lolos Piala Asia 2023 meski tersingkir di babak 16 besar setelah kalah dari Australia," ulas Sportelatte. 

Optimisme para pemain muda ini pun kembali menggebu dengan mencapai posisi empat terbaik Piala Asia U-23. 

Sayangnya, tim gagal melaju ke Olimpiade 2024 Paris setelah kalah dari Guinea di babak play off. 

Selain itu, untuk kali pertama, Timnas Indonesia berhasil lolos Piala Asia dari mulai kategori senior, U-17 dan U-20. 

"Hal ini bukan hanya berkat naturalisasi, PSSI telah lama investasi besar-besaran pada sektor pemain muda lokal," ulas Sportelatte. 

Tahun 2022, PSSI kemudian bergabung dengan program percepatan FIFA dimana pengembangan masif dilakukan dari sektor pemain, pelatih, hingga fasilitas.

Kerja sama pun tak hanya terhenti dari federasi Jepang saja tapi juga kolaborasi dengan federasi Belanda. 

Program naturalisasi Timnas Indonesia dibahas media Italia
Sumber :
  • AFC

 

Sportellate menyebut Timnas Indonesia berada di jalur yang tepat untuk masa depan yang lebih baik. 

Termasuk kejutan terbaru dimana Timnas Indonesia berada di posisi tiga klasemen sementara Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. 

Tentunya tak lepas dari drama kekalahan atas Jepang sampai amarah tak terbendung setelah hasil imbang dari Bahrain yang tak adil. 

"Pertandingan Timnas Indonesia selanjutnya adalah laga tandang melawan Australia dan kandang melawan Bahrain pada Maret 2025," ulas Sportellate. 

Media Italia itu pun memprediksi dengan 4-6 poin tersisa sudah cukup untuk mempertahankan posisi Timnas Indonesia di empat besar yang artinya akan memperpanjang mimpi Timnas Indonesia menuju Piala Dunia 2026. 

Selebrasi Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong
Sumber :
  • dok.kolase tvOnenews.com/ Julio Trisaputra

 

Seperti diketahui, peringkat pertama dan kedua akan otomatis lolos ke Piala Dunia 2026 dan posisi tiga dan keempat akan melanjutkan ke putaran empat Kualifikasi Piala Dunia 2026. 

"Namun pada titik ini, mengapa tidak berharap Timnas Indonesia mengakhiri diri sebagai runner up Grup C dan otomatis melaju ke Piala Dunia 2026? Meski beberapa tahun terakhir jadi pelajaran berharga, namun hal tersebut tak menutup ambisi untuk mendobrak benteng lebih keras lagi," tutup ulasan tersebut.

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
03:21
03:26
07:40
02:04
01:13
03:43
Viral