Liverpool Kalah Lagi, Sesepuh Anfield Pilih Salahkan 3 Bintang The Reds Ketimbang Maki-maki Arne Slot: Mereka Tak Lagi Sama

tvOnenews.com - Sesepuh Anfield yang kini jadi pundit sepak bola Jamie Carragher mengkritik keras para pemain Liverpool yang tampil buruk dalam beberapa laga.

Puncaknya ialah ketika Liverpool kalah di kandang atas klub Eredivisie Belanda PSV Eindhoven dengan skor telak 1-4 di Anfield, Kamis dini hari (28/11).

Banyak penggemar yang berekspektasi tinggi terhadap Arne Slot untuk membawa Liverpool keluar dari keterpurukan yang sebelumnya mereka raih dalam dua pertandingan terakhir.

Sebelumnya, The Reds menderita kekalahan berturut-turut yakni dari Manchester City (0-3) dan Nottingham Forest (0-3) dalam lanjutan Liga Inggris.

Namun yang terjadi justru sebaliknya. Liverpool dipermalukan oleh PSV Eindhoven. Gol dari Dominik Szoboszlai dibalas empat kali oleh tim tamu.

Ini menjadi kekalahan ketiga berturut-turut Liverpool di semua kompetisi bahkan dua di antaranya terjadi di kandang mereka yang terkenal angker, Anfield.

Tidak hanya itu, The Reds sejauh ini telah menderita sembilan kekalahan dari 12 pertandingan terakhir di semua kompetisi,. mengulang periode buruk 71 tahun silam.

Keruntuhan awal dari dominasi Liverpool di Eropa dan Inggris kemudian membuat para sesepuh Anfield angkat bicara. Awalnya, mantan striker Luis Garcia speak up.

“Kesetiaan tidak diuji dalam kemenangan, tapi di saat tidak ada yang ingin bertahan,“ unggah @luchogarcia14 dari Spanyol.

Namun, ucapan Luis Garcia itu tidak ada apa-apanya dibandingkan kritik pedas yang dilontarkan oleh sang legenda Merseyside, Jamie Carragher.

Pria yang kini menjadi pundit sepak bola Inggris tersebut menyoroti betul-betul bagaimana underperform-nya ketiga bintang Liverpool.

"Saya pikir yang Anda lihat sekarang adalah Liverpool di tahun 2018 di bawah Klopp memulai perjalanan menjadi tim hebat, lalu Slot datang dan kami sekarang, apa jadinya kami, tujuh atau delapan tahun kemudian?," kata Carragher. 

Menurut mantan bek timnas Inggris itu, tiga pemain yang dia maksud adalah Alisson Becker, Virgil Van Dijk, dan Mohamed Salah yang kemampuannya tak bisa terlalu diforsir seperi dulu lagi.

“Katalis bagi Liverpool di awal perjalanan itu adalah Alisson, [Virgil] van Dijk, dan [Mohamed] Salah,“ tegas Carra dikutip dari CBS Sports.

“Alisson sering cedera, sekarang dia jarang bermain, tetapi Anda melihat van Dijk sekarang, bukan pemain yang sama dan Mo Salah terlihat seperti kakinya sudah tidak bisa digerakkan,“ lanjutnya.

Jamie Carragher sama sekali tak menyinggung peran pelatih Arne Slot di sini. Ia memilih untuk fokus mengkritik penampilan para pemain Liverpool tersebut.

“Sejujurnya, saya marah kepada para pemain. Saya benar-benar marah kepada para pemain,“ ujar Carragher. 

“Saya mengkritik Mo Salah di luar lapangan. Saya ingin dia datang dan melakukan wawancara malam ini, berbicara dengan para pemain Liverpool tentang apa yang akan dilakukan para pemain, apa yang terjadi di ruang ganti, memberi harapan kepada para suporter bahwa segalanya akan membaik,“ paparnya.

Lebih lanjut, Jamie Carragher mengungkapkan bahwa skuad The Reds asuhan pelatih Arne Slot ini tidak mencirikan mentalitas Liverpool yang sebenarnya.

“Dari segi para pemain dan penampilan mereka saat ini, itu tidak bisa diterima oleh Liverpool Football Club, dan saya pikir – dan mungkin saya juga berpikir demikian musim lalu," ungkapnya. 

Secara blak-blakan, Jamie Carragher juga mengingatkan kalau situasi ini bisa terulang apabila ketiga pemain yang dimaksudnya tadi pergi dari Liverpool.

“Apakah beberapa dari mereka cukup bagus untuk Liverpool jika Liverpool ingin memenangkan trofi terbesar?,” tanya Carragher. 

“Kita melihat mereka di Newcastle [United] di Piala Carabao. Kita melihat mereka melawan [Paris Saint-Germain] di laga tandang musim lalu. Maksud saya, penampilan mereka buruk, dan penampilan mereka telah ditopang oleh beberapa pemain terhebat yang pernah dimiliki klub,“ jelasnya.

“Ini mungkin gambaran masa depan Liverpool ketika Mo Salah pergi, ketika Virgil van Dijk pergi, dan ketika Alisson pergi,“ pungkas sang legenda.

(han)