- Instagram @borneofc.id - Instagram @pspsriau
Masih Ingat Herman Dzumafo? Eks Mesin Gol Persib ini Tetap Tajam di Usia 45 Tahun
tvOnenews.com - Masih ingat Herman Dzumafo Epandi? Nama yang sempat menghiasi papan skor Liga Indonesia itu kembali mencuri perhatian publik sepak bola Tanah Air.
Di saat sebagian besar striker seusianya sudah lama gantung sepatu, Dzumafo justru masih berdiri tegak di lapangan.
Pada usia 45 tahun, penyerang naturalisasi asal Kamerun tersebut tetap produktif dan menjadi tumpuan Persiba Balikpapan.
- instagram/hermandzumafo99
Tak banyak pemain yang mampu bertahan hingga kepala empat, apalagi tetap berperan sebagai mesin gol utama.
Namun Dzumafo selalu menjadi pengecualian. Usia boleh bertambah, tapi naluri mencetak golnya seolah tak pernah memudar.
Sepanjang Liga Nusantara 2024, Dzumafo mencatatkan sembilan gol dan tiga assist, berdasarkan data Transfermarkt.
Kontribusi itu bukan sekadar angka, melainkan kunci yang mengantarkan Persiba Balikpapan meraih tiket promosi ke Liga 2 musim depan.
Di lapangan, fisiknya mungkin tak lagi seprima masa muda. Namun kecerdikan membaca permainan, penempatan posisi, serta mental kompetitifnya tetap membuatnya berbahaya.
- Tangkapan Layar Youtube: Sport77 dan Instagram @hermandzumafo99
Dzumafo bukan hanya penyerang, melainkan juga mentor hidup bagi para pemain muda di sekitarnya.
Perjalanan panjang Dzumafo di Indonesia dimulai pada 2007 ketika ia hijrah dari Caïman Douala dan bergabung dengan PSPS Pekanbaru.
Namanya langsung melesat, terutama saat berduet dengan M. Isnaini di era Liga Super Indonesia 2009–2010 di bawah arahan Abdul Rahman Gurning.
Momen ikonik lainnya datang pada musim 2011–2012 saat ia bergabung dengan Arema Indonesia di tengah musim.
Gol-gol krusial Dzumafo kala itu menjadi penyelamat Singo Edan dari ancaman degradasi.
Kariernya kemudian berlanjut ke sejumlah klub besar. Ia sempat meraih sepatu emas bersama Makassar United, memperkuat Persib Bandung pada 2013, hingga hijrah ke Sriwijaya FC lewat pertukaran pemain dengan Hilton Moreira.
Total, selama 18 tahun berkarier di Indonesia, Dzumafo telah membela 14 klub berbeda.
Sejak menikah dengan Maria Magdalena pada 2009, Dzumafo semakin mantap menjadikan Indonesia sebagai rumah.
Proses panjang itu berujung pada status Warga Negara Indonesia pada 2017 saat ia membela Persela Lamongan.