- Persib
Penuh dengan Pemain Bintang, Ini Cara Bojan Hodak Atur Ego Persib
Jakarta, tvOnenews.com - Bukan rahasia lagi jika Persib Bandung adalah tim bertabur bintang.
Dari mulai punya pemain Timnas Indonesia Marc Klok dan Edo Febriansah, Persib Bandung bahkan punya pemain Timnas Curacao Gervane Kastaneer dan mantan pemain Timnas Brasil usia junior, Ciro Alves.
Tak berhenti disana, Persib pun punya David Da Silva sebagai topskorer musim lalu dan sejumlah wonderkid seperti Beckham Putra Nugraha, Robi Darwis, Kakang Rudianto, Ferdiansyah yang memiliki caps di Timnas Indonesia junior.
Meski bertabur bintang, Bojan Hodak mampu menguasai tim dengan tetap menjadi sosok yang disegani.
Ternyata, Bojan Hodak punya cara sendiri untuk menurunkan ego para pemain bintangnya ini.
"Saya tidak tahu. Ini sulit dijelaskan. Saya hanya melakukan apa yang menurut saya benar. Anda harus adil kepada semua pemain, tapi juga harus tahu cara memperlakukan mereka," kata Bojan.
Bojan mengakui tak ada tips khusus untuk membuat para pemain tunduk padanya. Dia hanya meneruskan kebiasaannya sebagai pelatih yang sudah dia terapkan di klub-klub sebelumnya.
"Jika kamu tanya bagaimana caranya, saya tidak tahu. Saya hanya melakukan apa yang selama ini berhasil saya lakukan di klub-klub sebelumnya, dan itulah alasan saya terus menggunakannya," kata Bojan.
Di sisi lain, Bojan Hodak pun punya karakter humoris yang membuat pemainnya mampu bekerja dalam suasana yang bagus.
Menurutnya, suasana baik dalam tim akan berdampak pada hasil bagus di pertandingan.
Namun bukan berarti Bojan Hodak membuat pemainnya tak tahu diri karena dia pun beberapa kali harus berteriak lantang agar pemainnya mendengarkan.
"Jika pemain bekerja dengan baik dan mengikuti arahan, suasana akan bagus. Kalau tidak, terkadang anda harus menaikkan suara agar mereka mendengarkan," katanya.
Namun di luar lapangan, Bojan Hodak pun menganggap para pemain adalah anaknya sendiri.
Dengan atmosfer itu, lanjut Bojan, dia dan pemain sama-sama merasa nyaman dengan atmosfer yang baik.
"Jika pemain tidak menjadi seperti tim, seperti satu kesatuan, akan sangat sulit menciptakan sesuatu. Tahun lalu saat saya datang, perasaan pertama saya adalah atmosfer di ruang ganti sangat buruk. Kami berhasil mengubah itu, dan menurut saya itulah perubahan terbesar musim lalu," katanya. (hfp)