- Instagram: @coach_oks
Ong Kim Swee Pegang Kendali NFDP, Masa Depan Sepak Bola Malaysia di Ujung Tanduk
Jakarta, tvOnenews.com - Sepak bola Malaysia kembali menggulirkan wacana pembangunan kembali setelah Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) menunjuk mantan pemain tim nasional, Ong Kim Swee, sebagai kepala Program Pengembangan Sepak Bola Nasional (National Football Development Programme/NFDP).
Penunjukan tersebut langsung menarik perhatian publik sepak bola Negeri Jiran. FAM secara terbuka menyampaikan pesan kuat dengan memberikan wewenang penuh kepada Ong Kim Swee untuk membenahi sistem pembinaan pemain muda yang dinilai gagal menunjukkan hasil signifikan selama bertahun-tahun.
Secara konsep, langkah ini dinilai logis. Ong Kim Swee dikenal sebagai figur berpengalaman dengan pemahaman mendalam terhadap sepak bola domestik Malaysia.
Ia juga terbiasa bekerja dalam kondisi yang serba terbatas, baik dari sisi fasilitas maupun sumber daya manusia.
Namun demikian, langkah awal dari proyek “pembangunan kembali” ini justru memunculkan kekhawatiran di kalangan pengamat dan pencinta sepak bola Malaysia.
Sejumlah pihak menilai arah reformasi yang diambil FAM belum sepenuhnya menyentuh akar persoalan pembinaan usia muda.
Surat kabar lokal New Straits Times (NST) bahkan menyoroti bahwa program reformasi FAM cenderung menyerupai langkah penghematan biaya.
Alih-alih memaparkan rencana perluasan sistem pencarian bakat, peningkatan jumlah turnamen usia muda, atau investasi lebih besar di sepak bola sekolah dan akar rumput, langkah awal yang terlihat justru berupa pengurangan staf, pemecatan pelatih, serta penyempitan program.
Dengan latar belakang proyeksi pemangkasan anggaran NFDP hingga 35 persen, NST mempertanyakan arah kebijakan tersebut.
Media tersebut menilai, jika tanda-tanda awal reformasi identik dengan pemotongan biaya, maka wajar muncul keraguan apakah langkah ini merupakan rekonstruksi yang tulus atau sekadar efisiensi anggaran semata.
Pada praktiknya, persoalan utama sepak bola Malaysia dinilai bukan semata kurangnya restrukturisasi, melainkan minimnya skala dan kedalaman pembinaan.
NFDP dan Akademi Mokhtar Dahari (AMD) telah berjalan lebih dari satu dekade, namun hasil yang dicapai masih jauh dari harapan.
Tim-tim kelompok usia Malaysia masih kesulitan bersaing di level Asia. Sementara itu, tim nasional senior kian bergantung pada pemain naturalisasi untuk menjaga daya saing di level internasional.