AFC Beri Hukuman Berat kepada Timnas Malaysia usai Naturalisasi Facundo Garces Tuai Kontroversi? Timor Leste Pernah Kena Skandal Besar!

Jakarta, tvOnenews.com - Timnas Malaysia terancam sanksi berat dari AFC seperti yang pernah dialami Timor Leste usai naturalisasi Facundo Garces menuai kontroversi.

Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) resmi menaturalisasi Facundo Garces yang kini bermain bersama Deportivo Alaves di Liga Spanyol.

Bahkan, Facundo Garces telah mengikuti sesi latihan Timnas Malaysia jelang pertandingan melawan Cape Verde di Stadion Bukit Jalil, Selasa (3/6/2025).

Namun, proses naturalisasi bek berusia 25 tahun tersebut menuai kontroversi lantaran belum jelasnya asal-usul darah Malaysia dari garis keturunannya.

Meski sudah memegang paspor Malaysia, banyak pihak yang meragukan bahwa Facundo Garces bisa bermain untuk Harimau Malaya di laga resmi FIFA atau AFC.

Sampai saat ini, FAM belum menyampaikan secara resmi terkait informasi asal-usul darah Malaysia yang dimiliki oleh pemain berdarah Argentina itu.

Padahal sesuai dengan aturan FIFA, pemain bisa pindah tim nasional jika memiliki garis keturunan maksimal kakek dan nenek.

Namun, ada jalan lain yang bisa ditempuh yakni pemain harus menetap di negara yang dituju selama minimal lima tahun berturut-turut setelah menginjak 17 tahun.

Timnas Malaysia Bisa Dihukum Berat seperti Kasus Timor Leste

Federasi Sepak Bola Timor Leste (FFTL) resmi disanksi berat oleh Komite Disiplin Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) akibat terbukti menggunakan 12 pemain ilegal asal Brasil dalam pertandingan resmi pada 2017 lalu.

Kasus ini mencuat setelah AFC melakukan investigasi mendalam terkait keabsahan para pemain yang membela Timor Leste di babak play-off Piala Asia 2019 pada Juni 2016 lalu. 

Hasilnya mencengangkan, dokumen kewarganegaraan palsu digunakan untuk mendaftarkan para pemain tersebut!

Ke-12 pemain yang mayoritas berasal dari Brasil itu didaftarkan menggunakan dokumen manipulatif, seolah-olah memiliki garis keturunan dari Timor Leste. 

Dalam kenyataannya, dokumen tersebut palsu dan digunakan untuk mengelabui AFC dan FIFA.

AFC mengungkap bahwa sembilan dari pemain tersebut terlibat dalam 29 pertandingan resmi AFC, serta tujuh laga internasional di bawah FIFA.