- VivaNews/ Nurcholis Lubis
Pilpres 2024, Politikus Tanpa Kehormatan dan Tragedi Yunani
Kedua, PKS ingin memperkuat sistem demokrasi sehingga membuka peluang lebih banyak lahirnya calon presiden dan calon wakil presiden terbaik pada masa-masa yang akan datang.
"Ketiga, kami ingin mengurangi polarisasi di tengah-tengah masyarakat akibat hanya ada dua kandidat capres dan cawapres," ujarnya. Akankah PKS berhasil melunakkan MK sebagai benteng penjaga oligarki?
Pemakan Remah-remah
Pengamat politik Rocky Gerung mencoba menerangkan kondisi politik Indonesia seperti dalam konstruksi dramaturgi "Greek Tragedy" atau Tragedi Yunani. Tragedi Yunani adalah salah satu bentuk seni teater yang lahir dan berkembang pada Abad Kuno di negeri Yunani dan wilayah-wilayah permukiman bangsa Yunani di Jazirah Anatolia. Tragedi Yunani kian disempurnakan di Athena pada abad ke-5 Pra Masehi, sehingga kadang-kadang disebut tragedi Atika.
Banyak pihak meyakini bahwa tragedi Yunani adalah hasil pengembangan upacara purba pemujaan Dionisos, dan sangat memengaruhi seni teater Romawi Kuno maupun Renaisans. Cerita-cerita tragedi sering kali digubah berdasarkan mitos-mitos dari khazanah tradisi tutur wiracarita purba, hanya saja dalam pementasan tragedi, cerita-cerita tersebut dituturkan para pelakon.
Para pujangga penggubah tragedi Yunani yang ternama adalah Aiskhilos, Sofokles, dan Euripides. Pujangga-pujangga tersebut kerap menggarap beragam tema seputar tabiat manusia, terutama agar ceritanya mengena di hati dan pikiran penonton, tetapi juga agar penonton terhanyut ke dalam alur cerita sandiwara yang sedang ditontonnya.
Rocky memaparkan tragedi Yunani itu ketika tampil berbicara dua pekan silam di Indonesia Lawyers Club dengan tema: Suhu Politik Makin Panas, Sebenarnya Mega Marah Sama Siapa?
Di dalam tradisi raja-raja Yunani, yang diundang dalam perjamuan nobelity bukan cuma orang tapi juga anjing-anjing. Hewan diundang untuk makan remah-remah atau sisa-sisa hasil perjamuan.
Remah-remah harus dibuang dibawah meja makan di mana anjing sedang menunggu di situ. Seperti kondisi parpol yang sejak sekarang sibuk menggalang koalisi untuk mendapat remah-remah supaya dapat tiket untuk kompetisi. Yang mengusik Ketua Umum PDI-P. Itu lantaran dia telah mengantongi tiket kompetisi.