- Istimewa
Tantangan Menpora: Antara Kapasitas dan Kepentingan Politik
Pemuda perlu merebut kembali alat produksi imajinasi dari ruang kelas hingga algoritma digital untuk menciptakan solidaritas lintas daerah, bangsa dan bahasa dalam Pembangunan nasional mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Artinya pemuda-pemudi Indonesia harus dipersiapkan untuk menjawab tantangan zaman dari segala aspek, baik itu aspek kesehatan, pendidikan, teknologi, iman dan tawqa.
Dengan kata lain pemuda harus memiliki kecerdasan intelektual atau cendikiawan yang mampu beradaptasi dengan era digital sera memiliki basis moralitas yang kuat bersumber dari agama dan budaya.
Poin penting kedua yakni adalah Pembangunan olahraga Indonesia. Kita tidak ragu dengan bidang olahraga serta atlet Indonesia dengan segudang prestasi mulai dari tingkat lokal, nasional, bahkan sampai Internasional.
Namun keraguan itu justru datang dari pemimpin institusi apakah mampu membuat sebuah blue print atau grand desain tentang pembangunan, pengelolaan serta menerapkan kebijakan dalam ekosistem olahraga.
Karena kenyataan pahit hari ini adalah banyak atlet Indonesia dengan berbagai macam prestasi yang mengharumkan nama negara tetapi minim perhatian dan pemberdayaan dari pemimpinnya.
Refleksi dari coretan di atas, jelas bahwa pembangunan kepemudaan dan olahraga tidak bisa lagi dilakukan secara parsial atau hanya sebatas formalitas.
Pemuda Indonesia harus ditempatkan sebagai pusat strategi pembangunan nasional dan ujung tombak bangsa serta negara, bukan hanya sekadar penerima program.
Pemerintah, terutama melalui kementerian terkait, perlu menyusun kebijakan yang konkret, secara sistematis, terstruktur, dan berjangka panjang serta perlunya melakukan perbaikan norma-norma hukum yang mengatur tentang pemuda.
Dalam hal kepemudaan, ini berarti perlu memfasilitasi ruang bagi pengembangan intelektual, moral, dan kreativitas digital, agar generasi muda siap menghadapi dan menjawab tantangan global tanpa kehilangan identitas budaya dan agama.
Sementara itu, di sisi lain dalam ekosistem olahraga membutuhkan perhatian serius: tidak cukup hanya mengapresiasi prestasi, tetapi juga menyiapkan infrastruktur, pembinaan, dan pemberdayaan yang berkelanjutan bagi atlet dan pelatih.
Rencana pembangunan olahraga harus dituangkan dalam blueprint yang jelas, melibatkan para ahli yang kompeten, serta mekanisme evaluasi yang transparan bukan berdasarkan kepentingan para pihak tetapi kepentingan yang berpihak kepada negara.