news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ilustrasi - Pojok KC insert Roma Marathon 2025.
Sumber :
  • tim tvonenews

Selalu Ada Jalan ke Roma (Marathon)

Menjelang finish, bayangan saya terbang tanah air. Seharusnya guru-guru kita bisa mengajarkan banyak dongeng rakyat untuk membangkitkan semangat murid-muridnya untuk berolah raga.
Sabtu, 22 Maret 2025 - 13:25 WIB
Reporter:
Editor :

Iya, di Roma Marathon, bersama enam rekan saya—Gunawan Samiadji, Jabez Pieters, Titus Yuwono, Suratno, Theo Moeses, Jana dan Ferry—saya memilih untuk menikmati sejarah yang bisa ditemui di sepanjang lintasan berlari.

Sejumlah Warga Indonesia Mengikuti Roma Marathon 2025
Sumber :
  • ist

 

Ketika berpeluh keringat, saya berkali-kali memikirkan bagaimana Roma menjadi pusat peradaban saat itu. Kita tahu kekaisaran Romawi Kuno adalah salah satu peradaban paling berpengaruh dalam sejarah dunia. Kejayaan mereka ditandai oleh ekspansi wilayah yang luas, inovasi teknologi, dan warisan budaya yang bertahan hingga saat ini. Pada puncak kejayaannya, Kekaisaran Romawi menguasai wilayah yang sangat luas, dimulai dari titik nol Roma hingga meliputi sebagian besar Eropa, Afrika Utara, dan Timur Tengah. 

Kita kini mengenal pepatah, “Selalu ada jalan ke Roma” untuk mengekalkan ihwal supremasi mereka di masa lalu. Carlo Salvati, sopir yang mengantar bicara begitu panjang saat kami tiba di Roma tentang istimewanya ajang balapan lari Roma Marathon. Kata Carlo, bertuntung karena ini momen Holly Door (Porta Santa) atau pintu penganpunan yang bisa dilalui dalam 25 tahun sekali. Terakhir, pintu Holly Door dibuka pada tahun 2000 lalu, dan sebelumnya tahun 1950 silam.

Roma Marathon 2025
Sumber :
  • gorunningtours.com

 

Lewat Roma Marathon, kita jadi tahu keunggulan sejarah yang sebenarnya direncanakan dengan detail sejak pembentukan lansekap kotanya ratusan tahun lalu. Berjalan secara “sembarangan” dari mana saja di kota Roma pun, kita seketika akan menuju ke arah bagaimana hebatnya kekaisaran Romawi kuno. Barangkali di masa lalu, jalan-jalan ini memang dirancang untuk memudahkan pergerakan legiun tentaranya berangkat dan pulang ke wilayah kekaisaran yang sengat luas itu. 

Di sela berlari, dari kejauhan saya melihat Pantheon yang agung itu, bangunan yang paling mudah dikenali karena memiliki kubahnya yang sangat besar. Struktur kubah Pantheon yang tidak bertulang, menjadi “keajaiban arsitektur” sekaligus warisan budaya yang tak ternilai di masa kini. 

Jika kita masuk ke dalam bangunan yang masih terawat baik ini, kita akan takjub dengan "Oculus," lubang di tengah kubah yang jadi satu-satunya sumber pencahayaan alami di dalam bangunan tersebut. Dengan teknik tingkat tinggi dan presisi yang cermat, kita dibuat takjub bahwa cahaya secara alami bisa menyebar ke semua sudut bangunan cagar budaya ini. 

Berita Terkait

1
2
3 4 Selanjutnya

Topik Terkait

Saksikan Juga

05:05
01:59
02:45
02:14
01:33
04:47

Viral