- Istimewa/tvone
Pakar Mikro Ekspresi Blak-blakan Bongkar Arti Gestur Putri Candrawathi di Persidangan
"Nah, akhirnya itu kolerasinya dengan apa? jadi kata-kata yang lain itu seperti contohnya, Bharada E, ketika ditanya spontan menjawab, dengan jawaban yang tidak bertele-tele. Nah kalau jawaban bertele-tele ini ujung satu, ada hal yang disembunyikan," sambungnya menjelaskan.
Selanjutnya disinggung soal tes kebohongan, dari PC dikatakan jujur. Namun apa yang di konfrontir dari hakim kali ini berbeda dengan kesaksian sebelumnya, khususnya Bharada? soal keliling Kemang membawa senpi, ada yang nangis di rumah.
Kolase Foto Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan Brigadir J.
Lalu Pakar Mikroekspresi, Kirdy Putra itu menjawab, bahwa poligraf itu bukan sesuatu yang bersifat pro justitia atau jadi bukti di pengadilan.
"Mengapa? karena poligraf juga bisa menyatakan sesuatu yang nyata, karena tergantung pertanyaan, tergantung subjek pada saat itu, dan tergantung pada pertanyaan itu mendakati sebuah masalah atau isu," katanya.
"Jadi kalau mau dinyatakan jujur, pertanyaannya tolong dibuka dong," sambungnya menuturkan.
Selanjutnya, disinggung soal berapa persentase kebohong Pudtri Candrawathi saat sidang, dia katakan tidak bisa. Sebab, ia sebutkan, hal itu perlu diukur satu per satu secara seluruh.
Namun menurutnya, jawaban PC tidak secara spontan keluar, dan tampak ada beberapa yang dipikirin terlebih dahulu baru menjawab.
"Atau hal ini, bisa jadi tidak lengkap diceritakan, karena PC gagal menjawab pertanyaan sederhana secara berkali-kali," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Putri Candrawathi membeberkan percakapannya dengan Ferdy Sambo di rumah Saguling, Jakarta Selatan.
Menurutnya, di rumah tersebut awal mula dirinya menceritakan dugaan pelecehan seksual yang dialaminya dari Brigadir J alias Yosua Hutabarat.
"Saya sampaikan ke Pak Sambo, 'saya makan dulu karena lapar hari itu karena saya tidak singgah, tidak makan dari pagi. Lalu, suami saya menyampaikan saya tunggu di lantai tiga," kata Putri di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Senin (12/12/2022).
Lalu, PC menjelaskan setelah menunggu di lantai tiga, Ferdy Sambo datang dan duduk di ruang tengah.
Dia mengatakan menceritakan semua kejadian di Magelang, kepada suaminya tersebut.