- Tim TvOne
Sekte Apokaliptik Diduga Jadi Penyebab Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres, Ini Pendapat Ahli!
Jakarta – Kata apokaliptik naik daun di media sosial pasca dikait-kaitkan dengan kematian satu keluarga di Perumahan Citra Garden Kalideres, Jakarta Barat.
Sekte apokaliptik disangkut-pautkan dengan kasus ini lantaran hasil otopsi menyebut bahwa tidak ditemukan makanan dalam waktu yang lama pada tubuh satu keluarga di Perumahan Citra Garden Kalideres tersebut.
Menanggapi asumsi yang muncul di masyarakat tersebut, tvOne dalam acara ‘Apa Kabar Indonesia Malam’ mengundang Thomas Sunaryo, seorang kriminolog dari Universitas Indonesia untuk menjelaskan mengenai sekte apokaliptik.
Satu keluarga tewas di Kalideres diduga ikuti sekte apokaliptik (tvOne/Arief Budiman)
Berdasarkan penuturan Thomas Sunaryo pada kesempatan tersebut, apokaliptik merujuk pada keyakinan seseorang atau sekelompok orang bahwa saat ini sudah mendekati hari kiamat.
“Mungkin juga ada keyakinan oh ini sudah mendekati hari kiamat, kita lebih baik mati duluan saja,” terang Thomas Sunaryo dalam agenda Apa Kabar Indonesia Malam (14/11/2022).
Kiamat dalam persepsi yang berkembang di masyarakat adalah kondisi ketika dunia sudah mengalami kehancuran. Karena itu, beberapa orang yang menganut apokaliptik memilih untuk mengakhiri hidup terlebih dahulu sebelum datangnya kiamat.
Sementara itu, menurut pandangan yang lebih luas sekte apokaliptik ini percaya akan datangnya penghakiman Tuhan karena dunia sudah rusak dan akan digantikan dengan dunia yang baru.
Dunia yang baru tersebut merupakan dunia yang dianugerahi kebaikan, sementara yang jahat dihukum. Meski begitu, belum perlu penelitian lebih lanjut mengenai keberadaan sekte ini di Indonesia.
Jenazah satu keluarga yang tewas belum diambil
Terbaru diketahui bahwa jenazah satu keluarga Kalideres ternyata masih berada di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati.
Kasubag Humas RS Polri Kramat Jati AKBP Wulan mengatakan keempat jenazah tersebut siap diserahkan kepada pihak keluarga.
"Masih ada (jenazah di RS Polri) belum diambil keluarga. Rencana hari ini (diambil)," ujar Wulan, Senin (14/11/2022).
Wulan menjelaskan dirinya belum dapat memastikan kapan waktu pengembalian jenazah tersebut karena masih menunggu koordinasi dengan penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat.
Dia mengatakan nantinya keempat jenazah akan terlebih dahulu diserahkan kepada penyidik yang menangani perkara. Selanjutnya, baru diserahkan ke pihak keluarga inti.
"Kita tunggu dari penyidik Polres (waktu pengambilan). Untuk visum sudah Jumat. Tinggal ambil saja (jenazahnya)," jelasnya.
Sebelumnya, RS Polri Kramat Jati melakukan autopsi terhadap keempat jenazah di Kalideres.
Diketahui jenazah itu terdiri dari pasangan suami Rudyanto Gunawan (71), istri Renny Margaretha (68), anak Dian (42) dan adik ipar Budyanto Gunawan (69).
Hasil autopsi menunjukkan tidak ditemukan luka penganiayaan terhadap tubuh empat jenazah tersebut.
Temuan bedak bayi dan kapur barus
Sebelumnya, Kapolsek Metro Kalideres, AKP Syafri Wasdar mengatakan bahwa pihak kepolisian mendapati adanya bedak bayi dan kapur barus pada sekitar jasad yang ditemukan di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis (10/11/2022).
Menurutnya, usai pemeriksaan tim Forensik kapur baru dan bedak bayi itu ditujukan untuk menghilangkan bau pada jasad yang tewas terlebih dahulu.
"Itu ditemukan ada beberapa bekas bedak bayi dan kapur barus, menurut dokter itu untuk menghilangkan bau," ungkapnya.
Seperti diketahui, hingga kini temuan jasad satu keluarga di kawasan Perumahan Elit Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat masih menyisakan teka-teki dalam kematiannya.
Pasalnya, pihak Dokter Forensik Polri sempat menyebutkan jika jasad satu keluarga terus tewas tidak dalam waktu yang bersamaan.
"Jadi itu dari bapaknya, ibunya, iparnya semuanya di waktu berbeda meninggalnya, sehingga pembusukannya masing-masing berbeda-beda," kata Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pasma Royce, Jumat (11/11/2022).
Sementara itu, pihak Dokter Forensik Polri masih melakukan pendalaman pada jasad satu keluarga tersebut guna mengungkap teka-teki kematiannya.
Hasil sementara didapati bahwa organ lambung pada keempat jasad tersebut tak memiliki asupan makanan.
"Kemarin disampaikan sisa atau bekas makanan itu keterangan sementara tapi belum tentu menjadi penyebab kematian. Menurut dokter bahwa jenazah yang dilakukan pemeriksaan dalam keadaan begitu memang tidak ada masuk makanan dua hari atau lebih," katanya.
Hingga saat ini Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat, Kompol Haris Kurniawan masih menggali informasi untuk mengungkap penyebab dan latar belakang kematian para korban.
Lebih lanjut, kematian satu keluarga ini masih menjadi misteri karena tidak ada tanda kekerasan di tubuh masing-masing jasad tersebut. (mg2/ant/nsi/lsn)