- Antara
NasDem Berkelit Soal Ucapan Ketum Surya Paloh Disebut Partai Bodoh, Waketum Ahmad Ali: PDIP Adalah Sahabat Kita!
Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali angkat bicara ihwal pernyataan Ketua Umum Surya Paloh soal ada pihak menyebut NasDem partai bodoh akibat deklarasi Anies Baswedan capres.
Ali menegaskan bahwa pernyataan Surya Paloh soal tuduhan partai bodoh itu bukan berasal dari PDI Perjuangan (PDIP).
"Enggak pernah kita sebut PDIP. PDIP itu kan sahabat kita. Coba lihat banyak sekali yang bilang NasDem bodoh kan," ungkapnya saat dihubungi tvOnenews, Rabu (19/10/2022).
Menurut dia, lemparan kata bodoh itu berasal dari individu bukan mewakili partai politik.
"Kalo toh ada parpol yang berkomentar, itu pernyataan pribadi orang. Tidak ada spesifik merujuk parpol," kata dia.
NasDem Disebut Partai Bodoh
Sebelumnya, Surya Paloh menyebut ada pihak yang menganggap parpolnya sebagai partai bodoh karena mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres untuk Pilpres 2024.
Paloh menuturkan ada pihak yang menganggap Anies sebagai tokoh yang tidak populer sehingga dikhawatirkan membawa pemikiran yang bertentangan di atas komitmen kebangsaan.
"Ada yang mengatakan betapa bodohnya NasDem menempatkan capres yang tidak populer karena dianggap membawa pikiran-pikiran yang bertentangan dengan komitmen kebangsaan," ujar dia saat berpidato di acara pembukaan NasDem Memanggil di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Senin (17/10/2022).
Menurut Paloh, beberapa pihak juga ada yang mempertanyakan eksistensi parpolnya sebagai parpol nasional.
"Seakan-akan meragukan nasionalisme NasDem [usai deklarasi Anies capres]," kata dia.
Ia menegaskan keputusan NasDem mendeklarasikan Anies adalah salah satu pilihan terbaik. Atas hal ini, ia meyakini mampu merebut kursi kemenangan di Pemilu 2024.
"Tapi itulah NasDem. Sekali layar terkembang, surut kita berpantang," jelasnya.
Sebagai informasi, peribahasa tersebut memiliki makna yaitu pihaknya lebih memilih tenggelam di lautan daripada harus kembali lagi ke daratan tanpa membawa hasil.
Meski demikian, Paloh menyadari bahwa keputusan tersebut akan menempuh jalan yang terjal hingga Pemilu 2024 mendatang. Namun, ia menganggap itu menjadi tantangan yang harus dilalui.
"Saya sudah ingatkan kita semua, tidak semua perjalanan kita lalui berjalan smooth [lancar]. Berjalan di jalan yang licin, ada lobang besar, ada ngarai-ngarai yang siap menghadang kita di depan. Jalan yang berputar, naik turun. Itu adalah sebuah tantangan," kata Paloh. (saa/ppk)