- Kolase tvonenews.com
Kapolri Tiba di Malang, Langsung Tinjau Stadion Kanjuruhan dan Rumah Sakit, Ini Agendanya..
Relawan dan petugas medis memasukkan jenazah korban tragedi Kanjuruhan ke mobil ambulan di ruang informasi Rumah Sakit Wava Husada , Malang. (antara)
Sebelumnya, kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) malam. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.
Kerusuhan tersebut semakin membesar di mana sejumlah "flare" dilemparkan, termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.
Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain. Dalam proses itu, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.
Penembakan gas air mata karena para pendukung tim berjuluk "Singo" Edan yang tidak puas dan turun ke lapangan melakukan tindakan anarkis dan membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial.
Data terakhir menyebutkan bahwa korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, sebanyak 130 orang.
Polri merespon soal ramai tudingan penggunaan gas air mata
Mabes Polri tengah berusaha keras menyelidiki penyebab utama kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang mana memakan ratusan korban jiwa.
Sebelumnya, pertandingan antara Arema FC Vs Persebaya diwarnai aksi kericuhan suporter Aremania yang terun ke lapangan stadion.
Pihak keamanan dalam hal ini kepolisian dan TNI memaksa para suporter untuk segera berhenti menggunakan gas air mata.
Soal gas air mata di Stadion Kanjuruhan, Malang, Mabes Polri akhirnya merespons.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan semua pihak harus bersabar terkait tragedi maut tersebut.
"Sekali lagi saya minta rekan-rekan media untuk bersabar karena Pak Kapolri dan Pak Menpora hari ini melakukan rapat dulu bersama pemerintah daerah Provinsi Jatim," ujar Irjen Dedi Prasetyo, Minggu (2/10/2022).
Irjen Dedi menjelaskan rapat tersebut akan segera digelar di Malang, Jawa Timur sehingga prosesnya bisa dipercepat.
Selain itu, dia menegaskan semua pihak agar memberi ruang kepada penyidik kepolisian dalam mengusut tragedi maut tersebut.