Monumen Kresek, saksi bisu kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) pimpinan Muso dan Amir Syarifuddin pada tahun 1948, yang berada Di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun.
Sumber :
  • tvOne - miftakhul erfan

Monumen Kresek Adalah Bukti Kekejaman PKI Madiun 1948 Pimpinan Muso dan Amir Syarifuddin

Jumat, 30 September 2022 - 16:53 WIB

Sehingga, paska Jepang menyatakan mundur dari Indonesia , Madiun adalah salah satu kota di Jawa Timur yang menjadi markas para pejuang dan laskar-laskar rakyat yang berjuang mempertahankan kemerdekaan.  

“Di Madiun saat itu ada tokoh sayap kiri yang paling berpengaruh yaitu Kolonel Dahlan, perwira BKR dan juga Kolonel Joko Suyono Mantan Anggota Peta Madiun,” ujar Septian, Jumat (30/9). 

Dibawah Pesindo, laskar-laskar rakyat di Madiun dipersenjatai hasil dari rampasan dari penjajah Jepang dan Belanda. Mereka bertugas mencari dukungan untuk kembali menghimpun kekuatan dengan cara merekrut, pemuda, preman, hingga petani. 

“Mereka sangat pandai dalam merayu agar mau ikut berjuang melawan penjajah, terlebih sosok Joko Suyono anggota Peta yang juga pernah di kader Muso untuk membangkitkan Komunis di Indonesia saat dirinya masih menjadi aktivis di Surabaya tahun 1935,” lanjut Septian.

Ada lagi tokoh penting dalam Pesindo yaitu Kolonel Sumarsono yang merupakan pengikut Amir Syarifuddin. Dia lari ke Madiun saat kalah dalam pertempuran 10 November 1945 dengan Belanda. 

“Dengan kondisi Madiun yang dinamis saat itu, maka Madiun menjadi basis pergerakan revolusioner yang pesat. Banyak tokoh-tokoh laskar, politisi, yang bebas keluar masuk Madiun dengan berbagai misi dan tujuan,” ucap Septian.

Namun, organisasi pergerakan yang paling menonjol di Madiun saat itu adalah Pesindo yang dirawat baik oleh Amir Syarifuddin saat masih menjabat sebagai perdana menteri. 

Berita Terkait :
1
2
3 4 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:50
02:03
03:05
03:21
01:44
01:05
Viral