- G20
Sektor Pendidikan G20 Melibatkan Masyarakat dan Menggerakkan Ekonomi Budaya
Nusa Dua, Bali - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud) melalui Ketua Kelompok Kerja Pendidikan Education Working Group (EdWG) G20 Iwan Syahril menyampaikan apresiasi atas kontribusi seluruh negara anggota G20, undangan khusus khususnya Troika Co-Chairs, Italia dan India, organisasi internasional khususnya UNESCO dan semua pihak yang terlibat dalam keseluruhan rangkaian G20 EdWG dan Education Ministers' Meeting (EdMM) G20.
“Pertemuan keempat, sebagai pertemuan terakhir EdWG, berhasil menyelesaikan laporan dan dokumen kompendium sebagai deliverables working group yang mempresentasikan pemetaan tantangan dan berbagai strategi serta best practice dari 26 negara peserta dengan lebih dari 150 negara peserta,” kata Iwan di Bali akhir pekan lalu.
Menurut Iwan, Mendikbud Nadiem Anwar Makarim telah merangkum berbagai ide dan pemikiran yang disampaikan dalam rangkaian pertemuan EdWG.
Ada 22 poin yang disetujui negara anggota untuk ditindaklanjuti dalam pemulihan sektor pendidikan global.
“Menteri Nadiem menyampaikan kepada delegasi bahwa hanya dengan bergerak maju untuk memulihkan dan mentransformasi pendidikan, kita semua dapat mengatasi kesulitan saat ini dan tantangan masa depan,” kata Iwan.
Mengenai posisi Indonesia, Iwan juga mengatakan bahwa semangat gotong royong atau upaya saling membantu untuk mencapai tujuan bersama akan dimasukkan dalam laporan EdWG G20 sebagai kerangka pemulihan pendidikan untuk dibawa ke UN Transforming Education Summit atau KTT Transformasi Pendidikan PBB.
“Gotong royong diakui oleh para delegasi sebagai jawaban atas tantangan pencapaian pemulihan sektor pendidikan. Harapan kami, semangat ini akan terus dimunculkan dalam kepresidenan G20 mendatang,” kata Iwan.
Selain KTT, Kemendikbud juga menyelenggarakan serangkaian kegiatan untuk para delegasi.
“Kemendikbud memperkenalkan peran penting guru Indonesia dalam mentransformasi pendidikan,” jelas Iwan.
Kemendikbud, yang juga bertanggung jawab di bidang budaya, juga mendorong pemulihan ekonomi budaya dengan memperkenalkan berbagai produk kerajinan dan makanan penduduk setempat, termasuk tekstil tenun Gringsing dari Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Kabupaten Karangasem, Bali.
Tenun Gringsing ini selaras dengan tema kepresidenan G20 Indonesia, Recover Together, Recover Stronger.
Dalam bahasa Bali, gring berarti sakit dan sing berarti tidak, digabungkan menjadi tidak sakit.
"Kearifan lokal terus kami perkenalkan kepada para delegasi dalam rangkaian acara pendidikan G20,” kata Iwan.
Selama berada di Bali, para delegasi yang ikut dalam pertemuan Education Working Group (EdWG) G20 juga mengunjungi Pura Tirta Empul di Gianyar, berlatih meditasi dan latihan pernapasan untuk pemulihan di Istana Kepresidenan Tampaksiring.
Rangkaian kegiatan budaya ini diakhiri dengan penampilan Tari Kecak di Pura Uluwatu.
“Kami percaya melalui rangkaian acara budaya dan pertemuan produktif yang diadakan di Bali, para delegasi akan membawa pulang kenangan dan inspirasi khusus,” kata Iwan. (rul/nsi)