- Dok. Maarten Hidskes
Mitos dan Fakta Kapten Westerling yang Membantai Warga Sulawesi Selatan, Jago Menembak dan Kebal Peluru
Westerling kemudian mendirikan markasnya di Mattoangin Makassar, Sulawesi Selatan. Dari Mattoangin, Ia kemudian menyusun strategi untuk Counter Insurgency (penumpasan pemberontakan) dengan "caranya" sendiri.
Sejarah kemudian mencatat banyak kisah pilu dari aksi yang dilakukan pasukan pimpinan Kapten Westerling ini. Mereka atas nama operasi penertiban itu telah membantai ribuan orang di sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan, pada kurun waktu 11 Desember 1946 hingga 3 Maret 1947.
Mitos dan Fakta Seputar Kapten Westerling
Untuk meningkatkan efektivitas terornya di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, pembantaian didahului oleh kampanye perang urat saraf dengan menyebarkan kisah tentang Westerling sebagai sesorang yang memiliki kekuatan magis.
"Disebarkanlah cerita bahwa sang Kapten punya ilmu kebal, juga punya ilmu yang memudahkannya mengetahui siapa yang ekstremis, siapa yang perampok, dan sebagainya." tulis Salim Said, dalam bukunya "Dari Gestapu ke Resformasi".
Westerling yang kelahiran Istanbul, Turki, pada 31 Agustus 1919, juga jadi bahan kampanye yang efektif di Sulawesi Selatan.
Baca Juga: Tentang Pembantaian 40 Ribu Jiwa di Sulawesi Selatan, Kapten Westerling pun Tertawa
Turki di mata rakyat Sulawesi Selatan yang hampir semuanya penganut Islam yang taat, masih salah satu pusat Islam yang mempunyai arti tersendiri waktu itu.
"Jadi, ketika rakyat sudah dikumpulkan di lapangan terbuka, secara mental mereka sudah ketakutan." ungkap Salim.
Westerling sendiri membantah cerita-cerita tentang dirinya yang kebal dan punya ilmu gaib sehingga mudah tahu siapa ekstremis dan siapa perampok.
“Itu semua perang urat saraf saja,” kata Westerling sebagaimana yang Ia tuturkan kepada Salim Said dalam wawancara khusus pada tahun 1970 di Amsterdam.
Westerling juga disebut punya kemampuan menembak dengan pistol yang sangat baik. Hal ini tidak dibantah oleh Westerling.
Foto: Westerling memimpin parade pada perayaan ulang tahun Ratu Juliana di Batavia. (Wikipedia)
“Di sebuah pasar malam musim panas tahun silam, keterampilan menembak saya ternyata masih prima. Semua sasaran saya tembak dengan tepat dalam tembakan pertama,” katanya dengan bangga.
Waktu di Sulawesi Selatan dulu tersiar cerita Westerling selalu menggantungkan di pinggangnya dua pistol revolver sering memamerkan keterampilan menembaknya dengan menjadikan anak buahnya sebagai sasaran.