Mayjen Soeharto saat proses pemakaman 6 Jenderal Angkatan Darat, 5 Oktober 1965.
Sumber :
  • Dok. Film Pengkhianatan G30S PKI

Kolonel Latief Berusaha Kirim "Pesan" G30S PKI pada Soeharto, Tapi Rupanya Ini Sikap Soeharto

Jumat, 17 Juni 2022 - 14:01 WIB

Menjelang operasi militer G30S PKI, kelompok "perwira berpikiran maju" sebagai tokoh kunci operasi tersebut dilanda kegelisahan. Mereka merasakan banyak faktor yang belum matang pada jam-jam genting jelang penculikan para jenderal Angkatan Darat.

Salah satu tokoh kunci G30S PKI, Kolonel Abdul Latief yang saat itu menjabat sebagai Komandan Brigade Infanteri Kodam V Jakarta Raya, dalam rapat pada September 1965 di rumah Kepala Biro Khusus PKI, Syam Kamaruzzaman, telah menyatakan rasa kekhatirannya.

Naluri militer Latief mencemaskan jumlah 60.000 tentara di Ibu Kota Jakarta yang saat itu tidak mengetahui tentang G30S PKI. Sikap ribuan tentara itu akan sangat menentukan keberhasil operasi yang mereka susun.

" Latief melihat kemungkinan reaksi mereka yang spontan karena kurang mendapat cukup informasi, atau muncul karena kekacauan yang melanda mereka pada siang harinya, merupakan faktor yang tak dapat diprediksi, yang bisa jadi memberi dampak sebaliknya bagi operasi penculikan pucuk pimpinan AD yang direncanakan." tulis Victor M. Fic dalam "KUDETA 1 OKTOBER 1965: Sebuah Studi tentang Konspirasi" terbitan Yayasan Obor Indonesia 2005.

Foto: Kolonel Abdul Latif saat persidangan (Dok-Arsip Nasional)

Dalam kaitan inilah, lanjut Victor, maka faktor utama yang tidak diketahui adalah sikap yang akan diambil komandan mereka, Mayjen Soeharto, terhadap pembersihan para atasan dan koleganya.

"Baik Latif, Suparjo, Untung maupun Syam, dalam rapat jelang G30S PKI sama-sama galau membaca kemungkinan pasti sikap Pangkostrad Mayjen Soeharto. Memastikan sikap Suharto merupakan pekerjaan yang sangat sulit," ungkap Victor. 

Baca Juga: Syam Kamaruzzaman Disebut Sebagai Pemimpin Sesungguhnya Operasi Militer G30S PKI

Dalam analisa Latief dkk, Soeharto merupakan pendukung Presiden Soekarno yang sangat loyal dan bahkan paling penuh pengabdian, dihormati oleh sesama perwira di AD dan semua orang yang menjadi bawahannya, karena dia baik hati dan ramah, serta dianggap sebagai “pengayom” orang biasa terhadap perlakuan tegas tanpa kompromi birokrasi militer. 

 

Berita Terkait :
1
2 3 4 5 Selanjutnya
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:08
06:10
01:41
03:04
02:15
03:41
Viral