- Istimewa
Pengamat Terorisme Menduga Pelaku Teror Bom Sekolah di Depok Masuk Kelompok Radikal
Jakarta, tvOnenews.com - Beberapa waktu lalu, sejumlah sekolah di Kota Depok, Jawa Barat dibuat geger dengan adanya pesan elektronik atau email yang mengancam aksi pengeboman.
Saat ini pelaku pengiriman pesan teror bom terhadap 10 sekolah tersebut telah diamankan polisi. Ternyata pengirim merupakan pria berinisial HRR (23).
Berdasarkan hasil pemeriksaan, Polres Metro Depok menyebut bahwa pelaku sengaja melakukan aksinya itu karena kecewa setelah lamarannya ditolak oleh sang kekasih berinisial K.
Pelaku juga kerap melakukan teror terhadap dan mengancam K hingga ke kampus.
Pengamat terorisme, Al Chaidar memiliki pandangan tersendiri soal aksi teror bom di Depok.
Al Chaidar mengungkapkan, bahwa ia menduga pelaku memiliki jaringan kelompok radikalisme sehingga melakukan ancaman ke sekolah-sekolah.
"Itu terkait dengan Islamofobia ini dengan kelompok Neo-Nazi ini," katanya kepada tvOnenews.com, Sabtu (27/12).
Ia menyebut ada kesamaan dari kelompok radikal tersebut dengan yang dilakukan oleh pelaku teror bom.
"Modusnya mereka selalu pakai email, selalu pakai email," jelasnya.
Turut diketahui, polisi mengungkapkan bahwa tersangka H memilih target-targetnya secara acak dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan.
Kasat Reskrim Polres Metro Depok, Kompol Made Oka, membeberkan bahwa pelaku memanfaatkan alat pencarian berbasis AI untuk menentukan sekolah mana saja yang akan diteror.
"Untuk sekolah yang dipilih itu dilakukan secara random semacam AI dan Chat GPT, dia mencari alamat tersebut dan dikirimkan secara random," jelas Made Oka kepada wartawan di Jakarta, Jumat (26/12).
Berdasarkan hasil pemeriksaan, polisi mengungkap bahwa aksi nekat pemuda berusia 23 tahun tersebut didasari keinginan untuk mendapatkan atensi publik.
Selain itu, diketahui bahwa tersangka merupakan salah satu alumnus dari sekolah yang masuk dalam daftar teror tersebut.
"Faktanya memang bahwa kita bisa memastikan bahwa yang bersangkutan ataupun si tersangka H yang memang mengirimkan email tersebut," tegas Made Oka. (aha/dpi)