news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

Ilustrasi tawuran..
Sumber :
  • Antara

Tawuran Pelajar Kian Brutal, Kekerasan Jalanan Ancam Masa Depan Generasi Muda

Tawuran pelajar kian brutal dengan senjata tajam dan media sosial sebagai pemicu. Mantan pelaku mengingatkan dampak hukum dan masa depan generasi muda.
Sabtu, 13 Desember 2025 - 19:45 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com – Fenomena tawuran antar pelajar kembali menjadi sorotan serius di berbagai wilayah, terutama di kawasan perkotaan. Perkelahian massal yang melibatkan kelompok siswa ini tak lagi sekadar adu fisik, tetapi kerap disertai penggunaan senjata tajam yang berujung luka berat hingga korban jiwa. Tawuran kini menjelma menjadi ancaman nyata bagi keselamatan pelajar dan ketertiban masyarakat.

Dalam banyak kasus, tawuran dipicu konflik sepele yang kemudian membesar akibat fanatisme kelompok. Tantangan di media sosial, saling ejek, hingga provokasi daring sering kali menjadi pemicu utama pertemuan fisik di jalanan. Eskalasi kekerasan pun berlangsung cepat, tanpa mempertimbangkan risiko hukum maupun keselamatan diri.

Dari sisi internal, tawuran pelajar kerap dipengaruhi krisis identitas, lemahnya kontrol emosi, serta ketidakmampuan remaja mengelola tekanan sosial. Pada usia pencarian jati diri, banyak pelajar terjebak dalam kebutuhan akan pengakuan dan eksistensi di hadapan kelompoknya. Kondisi ini membuat mereka rentan terseret ke aksi kekerasan.

Sementara dari faktor eksternal, lingkungan pergaulan memegang peran besar. Pengaruh geng atau kelompok, minimnya pengawasan orang tua, serta lemahnya kontrol sekolah terhadap aktivitas siswa di luar jam belajar menjadi celah yang sering dimanfaatkan. Media sosial memperparah situasi, karena konflik dapat dipantik hanya lewat komentar, siaran langsung, atau tantangan terbuka yang menyulut emosi.

Dampak tawuran pun tidak main-main. Secara fisik, korban bisa mengalami luka serius, cacat permanen, bahkan kehilangan nyawa. Dari sisi psikologis, baik pelaku maupun korban berpotensi mengalami trauma, kecemasan berlebih, depresi, hingga rasa tidak aman berkepanjangan. Selain itu, konsekuensi hukum juga mengintai, karena pelaku dapat dijerat pidana, termasuk Undang-Undang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman berat.

Berbagai upaya pencegahan terus didorong untuk memutus mata rantai tawuran. Pengawasan ketat dari orang tua dan sekolah menjadi langkah awal, terutama terhadap aktivitas di luar jam sekolah dan penggunaan media sosial. Pembinaan karakter melalui pendidikan moral, olahraga, seni, dan kegiatan positif lainnya dinilai efektif untuk menyalurkan energi remaja. Di sisi lain, penindakan hukum tegas tetap diperlukan sebagai efek jera, disertai sinergi antara sekolah, keluarga, dan aparat keamanan.

Di tengah kekhawatiran tersebut, suara dari mantan pelaku tawuran menjadi pengingat keras tentang dampak destruktif kekerasan jalanan. Ray Valdo alias Sultan, mantan gangster yang kini memilih jalur hidup positif, mengajak pelajar untuk berhenti sebelum masa depan benar-benar hancur.

Dalam pertemuan dengan pelajar di kawasan Matraman, Jakarta Timur, Jumat (12/12/2025), Valdo mengungkapkan bahwa keterlibatannya dalam tawuran bermula dari ajakan teman dan gengsi semasa sekolah. Menurutnya, tekanan lingkungan membuat seseorang sulit menolak, hingga akhirnya terjebak semakin jauh dalam lingkaran kekerasan.

Ia menilai tawuran saat ini lebih cepat meledak dibandingkan masa lalu karena peran media sosial. Provokasi digital, saling tantang, dan siaran langsung membuat emosi mudah tersulut dan konflik kecil membesar dalam waktu singkat. Fanatisme antarsekolah pun semakin tajam.

Keputusan Valdo meninggalkan dunia tawuran muncul setelah melihat dampaknya secara langsung, mulai dari tangisan orang tua hingga temannya yang mengalami luka bacok serius. Pengalaman itu menjadi titik balik yang membuatnya sadar bahwa kekerasan hanya meninggalkan penyesalan.

Sebagai mantan pelaku, Valdo menegaskan tawuran tidak pernah memberi keuntungan bagi masa depan. Ia mengingatkan pelajar untuk berhenti sekarang, fokus pada pendidikan dan keterampilan, serta tidak menjadikan kekerasan sebagai identitas. Menurutnya, tawuran bukan gaya hidup, melainkan jalan pintas menuju kehancuran. (nsp)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral