- Istimewa
Polri Dinilai Miliki Peran Vital dalam Penanganan serta Mitigasi Bencana di Sumatera
Dalam perspektif kebijakan, Haidar menyebut langkah Polri membuka peluang untuk membangun sinergi yang lebih terstruktur antara penanganan bencana dan penegakan hukum lingkungan.
Ia memaparkan Polri dengan jaringan komandonya hingga tingkat desa, sebenarnya memiliki modal besar untuk memperkuat pemantauan kawasan rawan dan mengintegrasikan informasi lapangan ke dalam sistem peringatan dini.
"Kombinasi intelijen lapangan Polri dengan data teknis lembaga lingkungan berpotensi menjadikan pencegahan lebih efektif daripada penindakan semata," ungkapnya.
Dari sisi hubungan dengan masyarakat, peran kemanusiaan yang dimainkan Polri saat bencana memiliki dampak institusional yang penting.
Respons cepat dalam menyelamatkan warga membangun persepsi publik bahwa polisi hadir ketika warga sangat membutuhkan.
Namun persepsi positif ini memiliki konsekuensi, Polri harus memastikan bahwa keseriusan yang ditampilkan di lapangan sejalan dengan keseriusan dalam penegakan hukum terhadap praktik yang diduga menjadi akar masalah.
Konsistensi inilah yang menjadi jembatan antara legitimasi moral dan legitimasi hukum.
Penanganan bencana di Sumatera dan penindakan illegal logging memberikan gambaran bahwa Polri berada pada titik transisi menuju pola kerja yang lebih terintegrasi dan berbasis risiko.
"Apresiasi patut diberikan karena Polri tidak hanya bertindak reaktif, namun mulai mengembangkan pola antisipatif terhadap kejahatan lingkungan," katanya.
Namun keberhasilan jangka panjang tetap bergantung pada tiga hal yakni peningkatan kapasitas teknis, kolaborasi antarlembaga yang jauh lebih erat, dan transparansi agar publik dapat mengawasi sekaligus mendukung proses.
"Jika ketiganya terwujud, Polri bukan hanya menjadi garda terdepan dalam penanganan bencana, namun juga berperan penting dalam menjaga lingkungan dan menyelamatkan masyarakat Sumatera secara menyeluruh," pungkasnya. (raa)