- ANTARA
Akhirnya Terbongkar! Dewi Astutik Rupanya Dikendalikan ‘Godfather’ Nigeria, Buronan DEA
Jakarta, tvOnenews.com – Jejak kriminal Paryatin alias Dewi Astutik terus mengemuka setelah Badan Narkotika Nasional (BNN) RI mengurai perjalanan gelap perempuan yang sebelumnya bekerja di pusat scamming di Kamboja itu.
Dari buruh penipu daring, Dewi berubah menjadi bandar sabu lintas negara setelah dipertemukan dengan Warga Negara (WN) Nigeria berinisial DON, yang disebut sebagai sosok godfather jaringan tersebut.
Kepala BNN, Komisaris Jenderal Polisi Suyudi Ario Seto mengungkap, pertemuan Dewi dan DON menjadi titik balik bisnis ilegal yang mereka kembangkan.
"Singkat cerita bertemu orang Nigeria yang sudah jadi buronan, inisial DON. DON inilah yang menjadi caretaker dan godfather PAR alias DA selama di Kamboja. Karena di Kamboja PAR merasa bisa kendalikan semua jaringan dengan uang," kata Suyudi, Kamis, 4 Desember 2025.
Dewi diketahui tiba di Kamboja pada Februari 2023. Tidak lama setelahnya, dia dan DON mulai membangun jaringan peredaran narkoba yang bergerak agresif sejak awal 2024. Pola kerja mereka terstruktur. Dimana Dewi menyiapkan kurir hingga pengemasan barang, sementara DON mengatur suplai narkotika sekaligus pendanaan jaringan.
"Kejahatan narkotika lintas negara, Asia, Afrika, Amerika Latin. Pol kerja antara Don dan DA, DA yang supply dan atur kurir. DON yang supply barang narkotika ke Dewi, Dewi siapkan pengemasan barangnya, DON yang membiayai jaringan melalui Dewi," tuturnya.
Sementara Dewi bergerak dari balik layar, sang godfather justru lebih dulu ditangkap dan diekstradisi ke Amerika Serikat. DON diketahui menjadi buronan Drug Enforcement Administration (DEA) dan lama membangun jaringan kriminal di beberapa negara.
Adapun nama Dewi Astutik telah masuk red notice Interpol sejak 3 Oktober 2024. Perempuan ini juga tercatat sebagai buron pemerintah Korea Selatan sebelum akhirnya diamankan aparat Kamboja pada Senin, 1 Desember 2025. Dewi ditangkap tanpa perlawanan.
Penangkapan ini menandai berakhirnya perburuan panjang terhadap perempuan asal Indonesia yang sudah menjadi buronan internasional, termasuk buron Interpol dan Korea Selatan. Kepala BNN, Komisaris Jenderal Polisi Suyudi Ario Seto, mengungkapkan bahwa penangkapan tersebut tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui serangkaian langkah taktis yang sudah disusun sejak jauh-jauh hari.
"BNN menerima informasi intelijen mengenai keberadaan target di wilayah Phnom Penh, Kamboja," kata Komjen Suyudi, dikutip Rabu, 3 Desember 2025.
Informasi tersebut diterima pada 17 November 2025, yang langsung memicu tim BNN untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. Merespons laporan tersebut, Komjen Suyudi segera mengerahkan tim untuk berangkat ke Kamboja pada 25 November 2025.
Setibanya di negara tersebut, tim gabungan BNN bekerja sama dengan otoritas setempat, termasuk Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Phnom Penh, Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, dan perwakilan Polri di Kamboja. Upaya koordinasi ini membuahkan hasil, pada 1 Desember 2025, Dewi Astutik berhasil dilacak keberadaannya di sebuah hotel di Sihanoukville, Kamboja.
"Pada Senin, 1 Desember 2025, sekitar pukul 13.39 waktu setempat, Dewi Astutik terdeteksi berada dalam kendaraan Toyota Prius berwarna putih di area lobi sebuah hotel. Tim gabungan langsung melakukan penangkapan di tempat," kata dia.
Foe Peace Simbolon