- Ist
Jelang Satu Abad, Ponpes Cipasung Luncurkan “Kampung Pangan” dan Santripreneur yang Didukung BGN
“Di Cihaur, ada space di atas kolam yang dijadikan kandang ayam. Satu rumah, dua rumah, mulai kelola ayam petelur dan tanaman hidroponik,” ujarnya.
Ia juga menyebut dukungan dari salah satu kiai Jatman Tasikmalaya, yang menyiapkan 25 hektare lahan di Sodong untuk ditanami pisang guna memenuhi kebutuhan MBG.
“Program MBG bukan hanya untuk santri, tetapi juga masyarakat. Ini jadi berkah untuk semuanya,” katanya.
Momentum Satu Abad: Transformasi Besar Pesantren
Sementara itu, KH Asep dalam pidatonya mengatakan, peluncuran "Kampung Pangan dan Santripreneur" menjadi momentum transformasi Ponpes Cipasung menjelang usianya yang ke-100.
“Dari pesantren harus lahir santri yang bukan hanya alim, tetapi juga pemimpin yang adil, dermawan, pengusaha, dan profesional di berbagai bidang. Ini tuntutan zaman,” kata KH Asep.
Program ini juga diapresiasi oleh keluarga besar Cipasung, termasuk KH Acep Adang Ruhiat dan KH Ubaidillah Ruhiat, yang secara simbolis menerima bahan pangan untuk mendukung dapur pesantren.
Cipasung Menuju Pesantren Mandiri
KH Asep menjelaskan, dengan program Kampung Pangan dan Santripreneur, Ponpes Cipasung menegaskan tekadnya menjadi lumbung pangan, pusat pemberdayaan ekonomi, dan pesantren yang siap melahirkan generasi santri yang unggul secara spiritual dan produktif secara ekonomi.
Ia mengajak semua santri dan semua keluarga pesantren untuk melakukan transformasi dengan gemuruh pesantren mewujudkan cita-cita luhur kemerdekaan, yaitu Indonesia maju adil makmur sejahtera.
Peluncuran program ini menjadi tonggak penting bagi Cipasung menuju usia satu abad—sebuah penanda transformasi besar dari pesantren tradisional menuju pesantren mandiri dan berdaya saing. (rpi)