- Kolase Tim tvOnenews
Ibu Alvaro Sempat Anggap Ancaman Ayah Tiri Hanya Candaan, Padahal Tiga Petunjuk Ini Sudah Muncul Sejak Awal
“Dia pernah bilang, ‘Kalau lo gak mau balik lagi sama gue, gue bakal culik anak itu,’” ungkap Arum di rumah duka.
Namun, Arum mengaku tidak menganggap ancaman itu serius. Saat itu, Alex mengatakan bahwa Alvaro sedang bersamanya hanya untuk bermain, sehingga Arum berpikir ucapan tersebut hanyalah gurauan.
“Kirain cuma bercanda, enggak akan terjadi. Soalnya waktu itu dia bilang, ‘nih anak lu lagi sama gue,’ aku pikir, ya udah, mungkin dia cuma ngajak main,” kata Arum.
Padahal, ucapan itu seharusnya menjadi peringatan serius. Arum mengaku bahwa Alex memiliki sifat keras, temperamen tinggi, dan tidak menyukai anak-anak.
Ia juga tidak menafkahi keluarga, sehingga Arum terpaksa bekerja sebagai TKW untuk menghidupi Alvaro.
“Pelaku enggak kontribusi apa pun. Saya yang kerja, saya yang tanggung semua,” ujarnya.
- YouTube tvOne
3. Napas Mencurigakan Saat Telepon
Petunjuk ketiga muncul pada hari Alvaro dinyatakan hilang, 6 Maret 2025. Saat itu, Arum menghubungi Alex untuk meminta bantuannya mencari Alvaro
Namun, ada hal ganjil yang ia rasakan: suara napas Alex terdengar cepat dan pendek, seolah baru saja melakukan aktivitas berat.
“Saya telepon dia, bilang, 'Tolong ke rumah dulu, si Alvaro hilang.’ Dia angkat telepon tapi napasnya ngos-ngosan. Saya baru sadar setelah semuanya terungkap, mungkin waktu itu dia habis eksekusi Alvaro,” kata Arum.
Tak hanya itu, Alex bahkan berpura-pura ikut mencari Alvaro bersama keluarga korban. Arum menyebut perilaku itu sebagai bentuk ejekan keji dari sang pelaku.
“Saya cari ke mana pun sama dia, berarti dia kayak ngeledek ya kan. Dia tahu tapi tetap pura-pura nyari. Enggak habis pikir,” ujarnya.
Belakangan diketahui, Alex menculik Alvaro di Masjid Al-Muflihun, Pesanggrahan, lalu membawanya ke rumahnya di Tangerang.
Di sanalah ia membekap dan membunuh korban, sebelum akhirnya membuang jasad bocah itu ke Jembatan Cilalay, Tenjo, Kabupaten Bogor.
Perbuatan keji itu baru terbongkar delapan bulan kemudian, setelah keponakan pelaku, berinisial G, memberikan kesaksian yang membuka tabir kebenaran.