news

Daerah

Bola

Sport

Gaya Hidup

Video

Tvone

ilustrasi perempuan bersedih.
Sumber :
  • pexels.com/Andrea Piacquadio

Rahasia Sunyi Perempuan Modern: Tekanan Emosional yang Tak Pernah Terucap

Banyak perempuan sulit mengungkapkan isi hati karena tekanan emosional tak terlihat. Ada banyak faktor biologis, budaya, dan solusi kesehatan perempuan modern.
Kamis, 20 November 2025 - 14:24 WIB
Reporter:
Editor :

Jakarta, tvOnenews.com - Tekanan emosional yang tidak terlihat namun terus menumpuk kini menjadi persoalan serius bagi perempuan modern. Di tengah ritme hidup yang cepat dan ekspektasi sosial yang semakin besar, banyak perempuan memilih diam, memendam, bahkan terbiasa tidak mengungkapkan isi hati. Kondisi ini perlahan menggerus kesehatan mental dan fisik tanpa disadari.

Fenomena tersebut mencuat dalam diskusi Women on The Move: The Inner Science of Her yang digelar Filmore di Jakarta Selatan. Acara ini memotret realitas bahwa banyak perempuan menahan perasaan, menunda kebutuhan diri, serta terbiasa terlihat “baik-baik saja” meski sebenarnya lelah secara emosional.

Co-Founder & CEO Filmore Woman, Gitta Amelia, menegaskan bahwa tuntutan yang tak henti mendorong perempuan untuk terus tampil kuat justru membuat mereka kehilangan ruang untuk jujur pada diri sendiri.

“Kita wanita hari ini dibebani begitu banyak ekspektasi. Harus terlihat kompeten di kantor, lalu diharapkan tetap menjadi ibu, istri, pacar, atau putri yang baik saat pulang,” ujarnya.

Menurut Gitta, banyak perempuan akhirnya menormalisasi rasa sakit, baik emosional maupun fisik. “Kadang kita memakai rasa sakit itu sebagai sesuatu yang dibanggakan. Padahal membawa begitu banyak ekspektasi itu tidak normal. Semua itu akhirnya mengorbankan kesehatan kita,” katanya.

Psikiater Filmore, dr. Karina Kalani, Sp.KJ, menjelaskan bahwa kemampuan perempuan yang kerap memendam perasaan dipengaruhi oleh dua hal besar: faktor hormonal dan cara berpikir.

Secara biologis, perempuan memiliki sistem emosi yang lebih aktif dan dipengaruhi oleh fluktuasi hormon estrogen dan progesteron. Ketidakseimbangan hormon ini dapat memengaruhi neurotransmitter seperti serotonin dan dopamin yang berperan penting dalam stabilitas emosional dan motivasi.

“Ketika estrogen tidak stabil, kerja serotonin dan dopamin ikut terganggu. Akibatnya muncul rasa kosong, kurang motivasi, atau mood yang naik turun,” ujar Karina.

Ia menambahkan bahwa perempuan juga lebih sering melakukan internalizing—yakni menyimpan masalah di dalam pikiran alih-alih mengekspresikannya. Kebiasaan inilah yang membuat banyak perempuan tampak kuat di luar, namun sebenarnya menahan tekanan yang berat di dalam diri.

“Budaya juga berperan besar. Di Indonesia, perempuan sering merasa harus menomorduakan kebutuhan diri sendiri. Padahal perempuan dan laki-laki sama-sama punya hak untuk bicara dan didengar,” tambahnya.

Karina menyoroti bias sosial yang kerap membuat perempuan dianggap “terlalu emosional” saat menyampaikan pendapat. Padahal dalam banyak kasus, perempuan hanya sedang berkomunikasi dengan jujur.

“Ada bias bahwa ketika perempuan berbicara, dianggapnya emosional. Padahal dia sepenuhnya dalam kontrol situasinya,” tegasnya.

Untuk mengurangi salah paham dan penilaian cepat, Karina memberikan teknik sederhana: mendengarkan untuk memahami, bukan mendengarkan untuk membalas. “Sering kali kita judgmental karena hanya mendengar untuk menjawab. Di situ muncul mispersepsi,” katanya.

Diskusi tersebut menjadi pintu masuk bagi Filmore dalam memperkenalkan komitmen terbarunya dalam menghadirkan layanan kesehatan perempuan yang terintegrasi. Filmore resmi membuka Filmore Medical Clinic di kawasan Setiabudi One, Jakarta Selatan, sebagai klinik kedua setelah cabang Pondok Indah.

Kehadiran fasilitas ini memperkuat ekosistem kesehatan perempuan yang memadukan layanan fisik, mental, hingga gaya hidup. Berada di tengah kawasan bisnis, klinik ini dirancang menjadi ruang aman bagi perempuan untuk memahami tubuhnya, mengelola stres, dan mendapatkan dukungan medis berbasis ilmu pengetahuan.

Filmore menegaskan bahwa kesehatan perempuan tidak hanya soal tubuh, tetapi juga bagaimana mereka belajar mengungkapkan perasaan, mengenali batas, dan menerima bahwa tidak semua hal harus ditanggung sendirian. (nsp)

Berita Terkait

Topik Terkait

Saksikan Juga

11:47
15:11
07:39
18:33
03:26
01:19

Viral