- Aldi Herlanda
Harga Sewa Kios di Pasar Pramuka Meroket, Pedagang Menjerit
Jakarta, tvOnenews.com – Pedagang obat di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur mengaku keberatan atas kenaikan harga sewa kios yang mencapai Rp400 juta.
Selain soal harga, para pedagang juga mengeluh terkait skema pembayaran sewa kios yang harus dicicil hanya dalam waktu 18 bulan saja.
Shofan Hakim, salah satu pedagang, mengatakan bahwa harga sewa tersebut tidak sebanding dengan penghasilan yang didapat.
Pasalnya, dengan harga sewa setinggi itu, para pedagang seakan didesak untuk mendapatkan penghasilan lebih dari Rp25 juta per bulan.
“Sangat berat buat pedagang. Kita mau jual obat berapa? Lalu sebulan kita dibebankan Rp25 juta. Di tengah gempuran e-commerce, di tengah minimnya orang datang ke pasar, orang lebih memilih belanja lewat handphone,” katanya di Pasar Pramuka, Kamis (13/11).
Padahal, menurutnya, penghasilan para pedagang hanya berkisar Rp75 juta per tahun. Hal inilah yang membuat harga sewa kios di Pasar Pramuka dianggap sudah tidak masuk akal.
“Harga yang paling mungkin buat pedagang per bulan itu adalah Rp2,5 juta. Maksimal itu per bulan,” jelasnya.
“Kalau sebenarnya skemanya banyak di Perda 7/2018, ada skema sewa, HPTU itu di maksimal 20 tahun. Bukan berarti harus ditarik di muka 20 tahun, tapi bisa saja per 5 tahun, melihat kondisi ekonomi Indonesia hari ini. Pedagang juga menghitung risikonya,” sambungnya.
Oleh karena itu, Shofan menegaskan, harga sewa yang masih dapat ditoleransi oleh pedagang berada di kisaran Rp200 juta hingga Rp250 juta.
“Di sini ada 4 ribu orang yang hidup dari pasar ini. Akan tumbuh kemiskinan baru di sini ketika harga itu tetap ditetapkan. Makanya kami selalu bilang bahwa harga yang bisa kami sepakati itu di Rp250 juta,” tandasnya. (aha/nsp)