- Antara/Linna Susanti
Profil Arif Satria, Akademisi Visioner IPB yang Kini Nahkodai BRIN di Era Prabowo
“Kita harus menjadikan IPB bukan sekadar universitas riset, tapi kampus penggerak perubahan bagi pembangunan berkelanjutan,” kata Arif dalam salah satu pidato akademiknya.
Kiprah dan Penghargaan Internasional
Konsistensinya dalam riset dan inovasi membuahkan berbagai penghargaan, termasuk Yamamoto Prize (2008) atas kontribusinya dalam kebijakan kelautan dan ekonomi biru. Arif juga dikenal sebagai salah satu intelektual Indonesia yang mengusung pendekatan ekologi politik dalam kebijakan publik dan pembangunan.
Selain di dunia akademik, Arif aktif di berbagai organisasi nasional, di antaranya:
-
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) 2021–2026
-
Wakil Ketua Panitia Seleksi KPK 2024
-
Ketua Dewan Pertimbangan Forum Rektor Indonesia 2021–2023
-
Komisaris Utama PTPN Holding 2018–2022
-
Ketua Umum Forum Rektor Indonesia 2020–2021
Misi Baru: Membangun Riset untuk Kemandirian Bangsa
Sebagai Kepala BRIN, Arif Satria diharapkan mampu membawa arah baru bagi riset nasional yang lebih terintegrasi dan berdampak langsung bagi masyarakat. Dengan pengalaman panjang di bidang akademik, kebijakan publik, dan inovasi, Arif siap menjadikan BRIN sebagai poros ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia.
“Saya akan bekerja sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab untuk kemajuan riset dan inovasi nasional,” tegas Arif usai dilantik.
Langkahnya meninggalkan kursi Rektor IPB menjadi simbol transisi menuju peran strategis di tingkat nasional. Di bawah kepemimpinannya, BRIN diharapkan mampu memperkuat kolaborasi riset antara pemerintah, universitas, dan industri demi mendorong kemandirian teknologi Indonesia di era global. (nsp)